jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR Kurniasih Mufidayati meminta pemerintah memberikan solusi atas kelangkaan dan melonjaknya harga alat perlindungan diri (APD) dan alat kesehatan (alkes) seperti masker N-95, masker biasa, ventilator maupun kebutuhan lainnya di tengah pandemi Covid-19 saat ini.
Mufida mengatakan ada dua hal yang harus dilakukan pemerintah, yaitu mengintervensi seluruh pihak untuk bisa menurunkan harga yang melejit tersebut, serta menyediakan segera kebutuhan para tenaga kesehatan dan masyarakat saat ini.
Menurutnya, dengan langkah tersebut maka keperluan APD, alkes dan obat obatan dapat sesegera mungkin terpenuhi bagi tenaga medis di seluruh Indonesia dalam perjuangan menangani pasien Covid-19. "Ini sangat urgen," tegas Mufida dalam siaran pers, Minggu (22/3).
Mufida bersama anggota DPR Fraksi PKS Ledia Hanifa dan Netty Prasetyani sudah menyampaikan bantuan APD dan alkes kepada tenaga medis di Rumah Sakit Persahabatan, Sabtu (21/3).
Mufida menyampaikan duka atas meninggalnya beberapa tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19,
"Saya turut berduka, sudah beberapa tenaga kesehatan yang meninggal karena melayani pasien Covid-19," ujarnya.
Menurutnya, para pejuang ini mempertaruhkan nyawanya demi menyelamatkan jiwa pasien. Sementara APD dan alkes yang sangat mereka butuhkan justru langka di pasaran. "Kalaupun ada, harganya gila-gilaan," tegas politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.
Karena itu, ia mengajak memberikan dukungan kepada tenaga kesehatan dengan membantu mengurangi potensi penularan virus ini. "Melakukan social distancing saat ini menjadi hal yang sangat membantu penyebaran Covid-19,” ungkap Mufida.
Mufida mengucapkan terima kasih dan memberikan apresiasi tidak terhingga atas semua dedikasi dan pengorbanan jiwa raga para tenaga kesehatan. Mufida meminta maaf kepada tenaga medis, karena situasi saat ini yang masih banyak kekurangan dalam perlindungan terhadap para tenaga kesehatan sehingga gugur beberapa pahlawan kesehatan.
Selain APD dan alkes, Mufida meminta pemerintah segera menambah ketersediaan alat dan obat untuk uji spesimen.
Seharusnya, lanjut Mufida, stok semua kebutuhan uji spesimen jumlahnya dilebihkan. Indonesia negara yang besar. Sementara penyebaran Covid-19 saat ini semakin luas.
Menurut dia, sekarang ini terjadi antrean panjang di laboratorium. Rasio jumlah penduduk berpotensi orang dalam pantauan (ODP) dan pasien dalam pantauan (PDP) dengan jumlah kebutuhan alat dan bahan uji spesimen harusnya sudah dihitung dan disediakan. Sehingga bisa lebih cepat mengetahui berapa positif.
"Saya berharap pemerintah memiliki formula yang tepat dan cepat dalam menangani Covid-19 ini secara komprehensif, dari tahap preventif penularan sampai pada penyembuhan pasien," pungkas Mufida.(boy/jpnn)
BACA JUGA: Berita Duka, Tiga Dokter Meninggal Diduga Terpapar Virus Corona
Redaktur & Reporter : Boy