Hingga saat ini Indonesia belum melaporkan adanya kasus virus corona, sementara menurut data hingga Jumat siang (7/02) sudah ada 28 kasus yang ditemukan di Singapura dan 12 kasus di Malaysia.
Pihak otoritas kesehatan kini menghadapi pertanyaan dari sejumlah kalangan mengapa mereka begitu yakin virus yang berpotensi mematikan ini tidak ditemukan di Indonesia.
BACA JUGA: Baru Sehari Lahir, Bayi di Wuhan Sudah Terjangkit Virus Corona
"Hingga kini kita masih yakin tidak ada yang terinfeksi virus corona," ujar Anung Sugihantono, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Kementerian Kesehatan.
Ia mengatakan Kemenkes dan pihak kesehatan terkait lainnya sudah menggelar pertemuan hampir setiap hari, termasuk melakukan tes virus corona, dan hingga saat ini tidak ada yang dinyatakan positif.
BACA JUGA: Sempat Sedih, Tiongkok Bahagia Mendengar Kabar dari Indonesia
Tapi hal ini kemudian memicu keraguan soal kapasitas Indonesia dalam melakukan tes dan pengecekan virus, bahkan tuduhan tenaga kesehatan di Indonesia tiak mengikuti protokol yang tepat.
Kemenkes langsung membantahnya dengan mengatakan semua yang dilakukan sudah mengikuti prosedur, seperti yang diungkapkan Wiendra Waworuntu, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung dari Kemenkes.
BACA JUGA: Virus Corona Bikin Thailand Krisis Masker, Masyarakat Diminta Berusaha Sendiri
Photo: Sebelum pembatasan penerbangan dari dan ke China, petugas keamanan bandara di Soekarno Hatta telah melakukan penjagaan. (Kompas.com, Garry Lotulung)
Wiendra juga menolak jika Indonesia dituduh tiak memiliki kemampuan untuk mendeteksi gejala awal jika ada yang terjangkit virus corona.
"Indonesia, seperti negara lainnya, melakukan pencegahan untuk menghentikan penyebaran virus corona dengan menggunakan sensor temperatur di bandar udara untuk mengawasi penumpang yang mungkin sedang sakit," ujar Wiendra.
Pemerintah telah mengevakuasi warga Indonesia dari kota Wuhan dan sekitarnya dan kini mereka dikarantina selama dua minggu di Pulau Natuna.
Anung mengatakan pihaknya terus melakukan pengawasan kesehatan kepada mereka yang kebanyakan adalah pelajar Indonesia di China.
"Sejauh ini tidak ada peningkatan suhu tubuh yang terdeteksi dan keluhan yang berkaitan dengan batuk, pilek, atau sesak napas yang diduga ada hubungannya dengan infeksi virus corona," ujar Anung.
Hingga saat ini dilaporkan ada 5.000 turis asal China yang terdampar di Bali, setelah Indonesia menghentikan penerbangan dari dan menuju China mulai Rabu kemarin (5/02). Nasib Turis China di Bali
Turis asal China yang saat ini sedang berada di Bali khawatir untuk pulang ke negaranya karena takut terpapar virus corona.
Pemerintah Provinsi Bali mengatakan telah terbuka jika ada wisatawan asal China yang ingin memperpanjang masa tinggalnya di Bali, seperti yang dilaporkan kantor berita Antara.
Dalam jumpa pers sebelumnya, Konsulat Jenderal China di Denpasar, Konsul Guo Haodong mengatakan ia melihat penurunan kunjungan turis asal China.
Jika biasanya angka kunjungan mencapai 6.000 orang per hari, dalam sepekan terakhir hanya berkisar 1.000 orang per hari.
"Angka kunjungan ke Bali akan terus menurun, seiring dengan penundaan penerbangan dari dan ke China," ujar Konsul Guo Haodong.
Asosiasi Travel Agent Indonesia (ASITA) memprediksi potensi kerugian sektor industri pariwisata Indonesia dari anjloknya turis asal China bisa mencapai puluhan milir rupiah per bulan.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Level Lima