jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah memastikan setiap tahapan soal vaksin diuji secara ketat. Pemerintah juga bertukar informasi dengan sejumlah negara terkait vaksin untuk menerbitkan Emergency Use Authorization (EUA).
Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KCPEN) Airlangga Hartarto mengatakan, sejauh ini pihaknya ialah mendatangkan 3 juta dosis vaksin ke Indonesia. Rencananya akan ada tambahan dalam bentuk bahan baku 15 juta.
"Jumlah ini menjadi pokok untuk melakukan vaknisasi awal, nah faknisasi awal ini dari Sinovac, kalau kita lihat yang diperlukan adalah Emergency Use Authorization BPOM," kata Airlangga dalam video wawancara yang diterima, Kamis (31/12).
Airlangga melanjutkan, sejauh ini yang sudah mendapat UEA dari otoritas kesehatan negara masing-masing ialah Turki, yang sebagian penduduknya ialah Islam. Turki, tambah Airlangga, juga memiliki budaya sains yang kuat. Karena itu, Indonesia akan berkoordinasi dengan Turki.
"Mereka bersedia untuk komunikasi dan sudah komunikasi dengan Badan POM. Kemudian tentu data dari hasil Bandung itu sendiri yang akhir tahun, satu atau dua hari ini, selesai. Lalu kemudian sharing data dari Brasil sehingga dengan kompilasi data ini diharapkan emergency use authorised itu bisa diterbitkan," jelas dia.
Airlangga juga memastikan vaksin yang diedarkan di Indonesia sudah uji halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). MUI, kata Airlangga, juga sudah datang ke pabrik Sinovac di Tiongkok.
BACA JUGA: Soal Kasus Maling Tewas di TKP, Pemilik Rumah dan Dua Anaknya jadi Tersangka
"Tentunya diharapkan ini juga bisa berproses dan beberapa negara muslim juga sudah memberikan Emergency Use Authorization dan kehalalan. Kalau di regional ini, Malaysia sudah, kemudian juga Turki sudah, UEA sudah. Dan ini juga beberapa vaksin ini akan dibeli Indonesia," jelas dia. (tan/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
BACA JUGA: Tak Hanya Vaksin Sinovac yang Masuk ke Indonesia, Novavax dan AstraZeneca Menyusul
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga