Pemerintah Siapkan Pelabuhan Khusus Sapi

Kamis, 07 Februari 2013 – 03:04 WIB
JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berencana membangun dua terminal khusus pengangkut sapi dan hewan ternak di Sumba dan Lampung.

Pembangunan tersebut diharapkan mampu memperlancar arus distribusi hewan ternak yang selama ini masih bergantung penuh pada jalur darat. Rencananya, pembangunan dua terminal dilakukan pada semester dua tahun anggaran ini. Lampung dan Sumba sengaja dipilih mengingat di dua titik inilah yang menjadi titik terpadat pengangkutan sapi.

’’Dalam beberapa rapat kabinet selalu dibicarakan soal upaya membenahi pengangkutan sapi dari berbagai pulau dalam upaya peningkatan ketahanan pangan Indonesia. Kami pun langsung mempelajarinya dari Australia,’’ ujar Menteri Perhubungan E.E Mangindaan yang disampaikan melalui Pusat Informasi Publik Kemenhub kemarin. 

Kebetulan Mangindaan tengah melakukan kunjungan kerja ke Darwin, Australia. Di Negeri Kangguru tersebut, menteri asal Partai Demokrat ini sempat meninjau sistem pengangkutan ternak sebelum menandatangani Air Service Agreement kedua negara hari ini di Canberra.

Mangindaan menambahkan, Kemenhub tidak hanya terfokus pada persoalan transportasi manusia samata. Arus transportasi barang juga ikut menjadi salah satu fokus.

Rencana pembangunan dua pelabuhan khusus sapi di Lampung dan Sumba akan dilakukan dengan dukungan kapal khusus pengangkut ternak. Mangindaan menyebut, kapal pengangkut khusus ternak itu tidak akan dibeli dari luar negeri. ’’Kapal itu dibangun sendiri di dalam negeri, tidak diimpor,’’ tegasnya.

Galangan kapal di Batam, lanjut dia, telah siap mendukung rencana pembuatan kapal khusus pengangkut ternak ini. Kapal khusus itu diperkirakan mampu mengangkut 1.500 ekor sapi dalam sekali perjalanan.

Kapal setidaknya akan berukuran tiga ribu GT dengan perkiraan harga Rp 100 miliar. Kapal tersebut tidak lebih besar dari kapal feri pengangkut penumpang yang saat ini banyak bergerak di Selat Sunda. Rata-rata, kapal feri pengangkut penumpang di Selat Sunda memiliki ukuran antara tiga ribu hingga lima ribu GT.

Mangindaan menambahkan, rencana kapal khusus ternak juga sempat muncul dari PT Pelni. Namun, hingga kini perusahaan plat merah itu masih belum memutuskan kapal seperti apa yang akan digunakan. Alternatifnya adalah membeli dari luar negeri atau memodifikasi kapal kargo yang ada.

Pada masa lalu, PT Pelni pernah memiliki kapal serupa, namun merugi dan kini transportasi kapal ternak dioperasikan oleh swasta. Kapal khusus ternak tersebut sejalan dengan permintaan Kementerian Pertanian (Kementan) yang mengusulkan hal serupa demi mengamankan pasokan daging nasional. 

Seperti halnya distribusi sapi dan hewan ternak lewat darat, Mangindaan menyebut pelabuhan sapi itu akan dilengkapi dengan fasilitas pendukung untuk memastikan kesehatan hewan ternak. ’’Disiapkan kawasan transit sebelum diangkut ke kapal,’’ katanya. Di kawasan transit inilah petugas kesehatan ternak bisa melakukan pengecekan dan perawatan untuk memastikan sapi yang diangkut dalam keadaan prima.

Menurut Mangindaan, pengangkutan ternak selama ini sedikit banyak telah menimbulkan kerugian. Saat ini,pengangkutan hewan ternak dilakukan dengan menggunakan jala yang menggantung sapi. Metode ini pada akhirnya menyebabkan hewan ternak mengalami stres hingga bobotnya susut, bahkan mati di jalan. Kerugian tersebut menjadi tanggungan peternak. Di Australia, sapi mati dalam perjalanan lewat kapal menjadi tanggung jawab pembeli sapi atau agen.

Meski sudah menyatakan rencana pembangunan pelabuhan sapi, Mangindaan mengakui anggaran untuk rencana itu masih belum terakomodir dalam APBN 2013.

Menurutnya, anggaran untuk rencana besar itu bisa saja diusulkan dalam pembahasan APBN Perubahan di tengah tahun nanti. ’’Belum dianggarkan dalam APBN 2013. Saya ingin supaya bisa dialokasikan pada APBN Perubahan 2013,’’ katanya. Menimbang urgensinya, Mangindaan memperkirakan anggaran rencana ini bukan sesuatu yang mustahil disetujui para wakil rakyat. (tir/mas)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bawang Merah Naik 100 Persen

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler