"Saya kira keputusan terbaik, dalam situasi sekarang. Hal ini menunjukan pemerintah tidak sembarangan dalam menaikan harga," kata Menko Perekonomian, Hatta Radjasa saat membuka Rakornas, Badan Koordinasi Organisasi Otonom dan Hubungan Antar Lembaga, di Jakarta, Sabtu (31/3).
Menurutnya, masyarakat selama ini menduga bahwa pemerintah akan menaikan harga BBM, tetapi pemerintah tidak akan bertindak gegabah untuk menaikan karena keputusan tersebut diambil jika harga minyak dunia sudah sangat mengancam perekonomian Indonesia.
"Sebagai Menko, saya tahu dalamannya. Makanya keputusan tadi malam kita syukuri. Kita bisa naikan harga jika rata-rata 6 bulan kebelakang ICP sebesar USD127,5 per barrel. Jadi pemerintah akan sangat hati-hati walaupun berat, karena saat ini sudah USD118 per barel sudah berat dengan asumsi kita sebesar USD105 per barel," tandasnya.
Hatta mengatakan begitu banyak dana yang dialokasikan pemerintah untuk subsidi, namun sebanyak 70 persen dari alokasi subsidi ini dinikmati oleh masyarakat yang tidak tepat sasaran. Dicontohkan, jika sebuah mobil mengisi 20 liter premium maka sama saja dengan mengambil subsidi negara bagi masyarakat kecil sekitar Rp80 ribu, tetapi berapa yang di dapat masyarakat kecil untuk memenuhi infrastruktur, kesehatan, pendidikan, sawah, irigasi dan sektor lainnya.
"Pertanyaannya apakah bulan ini naik? Tidak, bulan depan naik belum tentu, 2-3 bulan berikutnya naik? Belum tentu, mungkin saja turun. Jadi sangat tergantung seberapa besar pengaruh ekonomi dunia kalau berpengaruh wajib untuk mengambil penyelamatan. Tidak ada istilah mengurangi subsidi. Pemerintah bermaksud merelokasi subsidi agar lebih tepat sasaran," jelasnya.(naa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bandara Tanjung Pinang Layani Penerbangan Internasional
Redaktur : Tim Redaksi