Pemerintah Tuding Militan Rohingya Bersenjata

Sabtu, 24 November 2012 – 07:05 WIB
YANGON--Ketegangan masih menyelimuti hubungan pemerintah Myanmar dan etnis muslim Rohingya. Jumat (23/11) Yangon menuding kelompok militan Rohingya, Rohingya Solidarity Organization (RSO), terlibat dalam insiden di perbatasan Bangladesh pada 6 November lalu.

"Pemerintah yakin bahwa RSO berada di balik insiden tersebut. Sebab, selama ini merekalah yang berkeliaran di wilayah perbatasan secara ilegal," ungkap Jubir Kepresidenan Zaw Htay.

Tapi, dia tidak bisa memastikan bahwa insiden yang membuat sibuk pasukan keamanan Myanmar dan Bangladesh itu hasil perbuatan RSO. Sebab, pemerintah tidak memiliki bukti yang pasti.

Insiden penembakan terjadi di perbatasan Myanmar-Bangladesh, tepatnya di Kota Maungdaw, Negara Bagian Rakhine. Di titik paling barat Myanmar itu, satu orang tewas dan tiga lainnya hilang saat terjadi kerusuhan bersenjata. Sampai saat ini, tiga orang yang hilang tersebut belum ditemukan. Padahal, pemerintah Myanmar dan Bangladesh sudah mengerahkan pasukan gabungan untuk mencari mereka.

Satu di antara tiga orang yang hilang itu tercatat sebagai serdadu. Di sekitar lokasi kejadian, petugas menemukan selongsong peluru dan sejumlah jejak kaki. "Itu merupakan indikasi awal keterlibatan RSO," kata Htay tanpa memberikan keterangan lebih lanjut. Saat ini selongsong peluru dan alat bukti lain yang ditemukan di lokasi kejadian sudah dibawa petugas untuk keperluan penyelidikan.

Saat itu, menurut Htay, empat warga Myanmar yang terdiri atas seorang serdadu dan tiga pejabat sipil melakukan investigasi di perbatasan. Sasaran mereka adalah pagar pembatas Myanmar dan Bangladesh di Maungdaw. Tiba-tiba mereka menjadi sasaran tembak. Satu orang tewas dan tiga lainnya lenyap, diduga menjadi korban penculikan.

"Salah seorang staf sipil tewas. Sepertinya, dia ditembak dari belakang saat berusaha melarikan diri," ujar Htay, mengutip laporan awal. Karena itu, pemerintah memerintahkan investigasi serius atas insiden tersebut. Apalagi, tiga korban lain belum ditemukan.

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengategorikan RSO sebagai kelompok militan Bangladesh. Mereka aktif menyerang di perbatasan Myanmar dan Bangladesh sejak awal 1990-an. Tepatnya sejak puluhan ribu etnis Rohingya melarikan diri diam-diam ke Bangladesh karena tidak kunjung diakui sebagai warga negara oleh pemerintah Myanmar. (AFP/hep/c11/kim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Seminggu Dibombardir, Hamas Tambah Kuat

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler