jpnn.com, JAKARTA - Peta politik nasional semakin jelas setelah Golkar dan PAN bergabung dengan Gerindra dan PKB mendukung Prabowo Subianto.
Pengamat politik dari Universitas Mathla’ul Anwar Banten, Ali Nurdin mengatakan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden kemungkinan berlangsung dua putaran, di mana pendukung capres ketiga akan menjadi penentu di putaran final.
BACA JUGA: Sukarelawan RK di Jabar Siap Menangkan Prabowo di Pilpres 2024
Ali melihat peta politik nasional semakin jelas setelah Golkar dan PAN bergabung dengan Gerindra dan PKB mendukung Prabowo Subianto.
“Sudah semakin nyata mengarah ke dua putaran,” kata Ali Nurdin.
BACA JUGA: Golkar & PAN Dukung Prabowo, Ganjar Bilang Kisah Itu Pernah Terjadi di Pilpres 2014
Berdasarkan beberapa hasil survei terakhir, saat ini belum ada satu pun calon presiden yang unggul secara signifikan. Namun, Prabowo Subianto (Gerindra, PKB, Golkar, dan PAN) bisa dikatakan sebagai kandidat terkuat dengan potensi dukungan sekitar 32% sampai 34%.
Selisihnya dengan Ganjar Pranowo (PDIP, PPP, Perindo) masih terbilang tipis hanya sekitar 1-2% saja.
BACA JUGA: Mizzu X Sasa Berkolaborasi Hadirkan 2 Line Produk Makeup
Sedangkan Anies Baswedan (Nasdem, Demokrat, PKS) semakin tertinggal jauh dengan elektabilitas di bawah 20%.
“Jadi kemungkinan besar yang masuk ke putaran kedua adalah Prabowo dan Ganjar,” jelas doktor Ilmu Politik dari Unpad Bandung ini.
Dengan peta politik seperti itu, Ali menilai Prabowo memiliki keunggulan untuk merebut tambahan suara lebih besar dari pemilih Anies Baswedan. Sebab pemilih Anies lebih banyak beririsan dengan pemilih Prabowo ketimbang dengan pemilih Ganjar Pranowo.
Meski begitu, Ali menjelaskan peta politik ini sangat dinamis yang memungkinkan terjadinya perubahan di saat-saat terakhir. Faktor dukungan dari Presiden Jokowi bisa menjadi pembeda atau pengubah permainan (game changer) dalam peta persaingan ketiga Capres ini.
“Jangan lupa tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Jokowi saat ini masih cukup tinggi di atas 70%. Jika mengikuti logika approval voting, maka calon yang didukung oleh Presiden Jokowi kemungkinan mendapat dukungan suara lebih banyak,” jelas Direktur Strategy Consulting ini.
Presiden Jokowi sebagai kader PDIP hadir pada saat deklarasi Ganjar sebagai calon presiden, namun belum pernah secara terbuka menyatakan dukungannya kepada Ganjar.
Sementara Prabowo yang belakangan sering terlihat bersama-sama dengan Presiden Jokowi semakin mengidentikan diri sebagai penerus Jokowi.
“Ini salah satu kunci yang membuat dukungan terhadap Prabowo menguat dalam 2-3 bulan terakhir ini,” beber Ali Nurdin.
Sedangkan Anis Baswedan yang mengusung tagline 'perubahan' terlihat semakin berkurang dukungannya.
Faktor pembeda lain yang dapat mengubah peta politik adalah sikap PKB dan Demokrat. Jika salah satu dari kedua partai ini mundur dari koalisi yang saat ini terbangun, misalnya karena ketidakcocokan dalam penentuan calon wakil presiden, maka peta politik kemungkinan akan kembali berubah.(chi/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Yessy Artada