Pemilih Cenderung Coblos Caleg Ketimbang Partai

Survei Pol-Tracking, Latar Belakang Artis Kurang Diminati

Senin, 27 Januari 2014 – 05:34 WIB

JAKARTA - Jumlah surat suara yang dicoblos pada nama dan nomor urut calon anggota legislatif diprediksi lebih banyak daripada nomor dan gambar partai politik. Sebab, pemilih akan lebih mempertimbangkan figur caleg daripada asal partainya.
     
Hasil survei Pol-Tracking Institute terhadap 1.200 responden menunjukkan, 69,2 persen pemilih lebih mempertimbangkan figur caleg dan hanya 13,3 persen yang melihat partainya. "Artinya, caleg menjadi ujung tombak dalam perolehan suara partai,  baik di level daerah maupun secara nasional," kata Direktur Eksekutif Pol-Tracking Hanta Yuda A.R. dalam paparan di Jakarta kemarin (26/1).
     
Jika lebih didalami tentang tempat yang akan dicoblos, 35,45 persen responden akan mencoblos pada nama caleg dan 18,18 persen pada nomor urut caleg. Nomor partai 5,9 persen dan gambar partai 30 persen.
     
Hanta mengatakan, grafik itu menunjukkan keterikatan pemilih dengan partai (party ID) yang sangat lemah karena basis memilih mereka adalah figur pribadi caleg. "Meskipun ketertarikan pemilih terhadap figur caleg menjadi preferensi penting, jika caleg yang ditawarkan partai kurang dikenal atau kurang menarik bagi publik, pemilih berpotensi mengalihkan pilihannya ke partai," terangnya.
     
Survei Pol- Tracking juga menunjukkan bahwa tingkat kedekatan masyarakat terhadap partai tertentu cenderung menurun. Pada Oktober 2013, sebanyak 19 persen yang merasa dekat dengan partai. Namun, Desember 2013 jumlahnya turun menjadi 17,6 persen. Hanta mengatakan, angka kedekatan partai menunjukkan potensi suara paling potensial atau target suara yang paling realistis dicapai partai. "Artinya, hanya ada 17,6 persen pemilih yang solid dimiliki oleh 12 partai peserta pemilu 2014," katanya.
    
 Dari sisi latar belakangnya, caleg dengan latar belakang artis yang lebih populer dari latar belakang lainnya tidak banyak diminati pemilih. Angkanya hanya 16,8 persen. "Pemilih cenderung memilih yang berlatar belakang politisi atau pengurus partai serta caleg yang muda dan baru," beber Hanta.
     
Caleg dari Partai Golkar Charles Bonar Sirait mengakui bahwa saat ini ada kecenderungan pilihan lebih ditentukan oleh faktor figur. Namun, hal itu harus didukung dengan visi dan misi yang diusungnya. Dia tidak menampik jika cukup dikenal sebagai pesohor karena sering menjadi MC (pembawa acara). "Namun, kegiatan dialogis dan tatap muka dengan masyarakat juga dilakukan," katanya.
     
Caleg dari Partai Demokrat yang juga incumbent Didi Irawadi Syamsuddin mengatakan, masyarakat saat ini sudah makin cerdas menentukan pilihannya dalam pemilu. Termasuk untuk memilih kembali seorang incumbent. "Pasti akan dilihat karya apa yang dihasilkan selama dia berada di parlemen pada periode sebelumnya," kata anggota komisi III itu. (fal/c1)

BACA JUGA: Uang Cap Prabowo Dianggap Kampanye Hitam

BACA ARTIKEL LAINNYA... Somasi dari Pengacara SBY Bakal Untungkan Barisan Pengkritik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler