Pemilu Dicurang, Suu Kyi Tak Menyerah

Sabtu, 31 Maret 2012 – 20:02 WIB

YANGON - Pemilu sela Myanmar bakal dihelat besok. Tapi, dua hari menjelang pencoblosan kemarin (30/3), Aung San Suu Kyi meragukan pemilihan anggota parlemen itu akan berlangsung dengan bebas dan adil. Kendati demikian, ikon demokrasi Myanmar tersebut tidak akan menyerah begitu saja.
   
Kian mendekati hari penentuan, kubu oposisi semakin sering mendapatkan perlakuan tak adil dari pemerintah. Mulai dari insiden pelemparan batu yang menarget para kandidat oposisi, perusakan poster dan atribut kampanye sampai intimidasi terhadap para politisi pendukung Suu Kyi. "Saya rasa, kita tidak akan menyaksikan pemilu yang bebas dan adil," tandas perempuan 66 tahun tersebut.

Dalam jumpa pers yang dihelat di kediamannya yang terletak di Kota Yangon, Suu Kyi mengatakan bahwa pemerintah terlibat dalam aksi vandalisme dan kecurangan terhadap oposisi. "Sebagian pejabat pemerintah terlibat dalam kecurangan ini. Apa yang mereka lakukan tersebut sama sekali tak mencerminkan pemilu yang demokratis," keluh putri mendiang Jenderal Aung San itu.

Suu Kyi yang maju sebagai kandidat dari Kota Kawhmu itu mengatakan bahwa pemerintah melakukan berbagai pelanggaran serius. "Selain intimidasi, para pejabat yang duduk di komisi pemilu pun melanggar undang-undang dengan terlibat dalam kampanye partai pemerintah," lapor Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), partai yang dipimpin Suu Kyi.

Menurut NLD, komisi pemilu juga mencurangi daftar pemilih dengan memasukkan nama warga yang sudah meninggal. Akibatnya, nama para pemilih legal tak tercantum dalam daftar sah tersebut. "Partai pemerintah sengaja mencurangi komposisi pemilih legal dan melakukan pembelian suara untuk memenangkan pemilu mendatang," papar NDL dalam pernyataan resminya.

Selain kecurangan terkait peraturan, partai pemerintah juga melakukan serangkaian tindak kekerasan untuk mencederai para kandidat oposisi. "Kandidat-kandidat oposisi menjadi sasaran lemparan batu dan obyek lainnya. Salah seorang petugas keamanan menjadi korban dan terpaksa dirawat di rumah sakit," kata Suu Kyi seperti dilaporkan NLD kemarin.

Kendati demikian, penerima anugerah Nobel Perdamaian 1991 itu bertekad untuk melanjutkan pertarungan politiknya. "Apapun yang terjadi, kami tetap maju terus. Sebab, kami tahu, inilah yang diinginkan rakyat," ungkap Suu Kyi. Dia optimistis, meski banyak kecurangan dan campur tangan pemerintah dalam pemilu sela kali ini, oposisi akan tetap unggul.

Karena itu, dia mengimbau massa dan simpatisan oposisi untuk tetap solid. "Hanya keberanian dan itikad baik rakyat lah yang bisa menyelamatkan kita semua dari gencarnya intimidasi," tandas Suu Kyi. Apalagi, lanjut dia, Presiden Thein Sein bukanlah orang yang plin-plan. Dia yakin, pemimpin berpangkat jenderal itu akan memenuhi janjinya untuk mewujudkan reformasi demokrasi di Myanmar.

"Seperti yang selalu saya tegaskan, saya sangat yakin pada Thein Sein. Saya tahu, dia tidak akan ingkar janji. Tapi, saya tidak bisa memastikan seberapa banyak dukungan yang dia miliki," beber Suu Kyi. Tanpa dukungan yang kuat, khususnya dari pihak militer, akan sulit bagi Thein Sein untuk mewujudkan reformasi demokrasi. Apalagi, untuk meyakinkan Barat agar mencabut embargo atas Myanmar.

Sebenarnya, kalah atau menangnya oposisi dalam pemilu sela tak akan banyak memberikan perubahan terhadap pemerintahan. Dari total 440 kursi yang ada di majelis rendah atau Pyithu Hluttaw, hanya 45 yang diperebutkan dalam pemilu sela Minggu nanti (1/4). Seandainya oposisi menyapu bersih seluruh kursi pun, mereka tak akan mampu melawan dominasi pemerintah yang duduk di majelis rendah.

Padahal, majelis tinggi atau Amyotha Hluttaw yang beranggotakan 224 orang pun dikuasai pemerintah. Meski oposisi tak akan mampu menggeser dominasi pemerintah, Suu Kyi tetap menganggap pemilu sela yang dia ikuti tersebut sebagai momentum penting. Setidaknya, untuk menguji komitmen pemerintahan Thein Sein terhadap kebebasan demokrasi.

Pekan lalu, dalam pidato yang disiarkan nasional, Thein Sein mengakui adanya beberapa kesalahan dalam persiapan pemilu sela. "Ada kekacauan dalam daftar pemilih. Tapi, saya imbau kepada rakyat dan jajaran pejabat pemerintahan di seluruh Myanmar untuk menghormati keputusan para pemilih," ujarnya. Dia juga kembali menyatakan jaminannya terhadap pemilu yang jujur, bebas dan adil. (AFP/AP/BBC/hep/ami)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Batu Nisan Orang Tua Hitler Dipindah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler