JAKARTA - Sejumlah rektor dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang ditugasi melakukan pemindaian terhadap lembar jawaban ujian nasional (LJUN) peserta UN 2013 memastikan proses pemindaian dilakukan secara teliti dan hati-hati. Hal itu dilakukan guna menjawab kekhawatiran bahwa proses pemindaian atas Lembar Jawaban Ujian Nasional (LJUN) yang kertasnya tipis akan merugikan peserta UN.
Rektor Universitas Haluuleo, Usman Rianse, menyatakan, masyarakat tak perlu khawatir proses pemindaian atas LJUN bakal merugikan peserta UN. "Perlu saya sampaikan bahwa apa yang dikawatirkan masyarakat tentang naskah LJUN yang tipis dan fotokopi, itu memang dengan scan normal, akan ngadat, tapi dengan sistim scan image tidak ada masalah, baik yang fotokopi maupun tipis," kata Usman saat rapat dengar pendapat (RDP) Komisi X DPR dengan Kemdikbud, Jumat (26/4) malam.
Diakuinya, dalam penggandaan nsskah UN tahun ini memang ada perbedaan dengan tahun sebelumnya. Sebab, naskah UN pada tahun ini disatukan dengan lembar jawaban. Namun, perbedaan ini tidak menjadi penghambat proses pemindaian.
"Memang beda penggandaan naskah dulu dan sekarang. Tapi secara teknis itu dapat dilakukan pemindaiannya oleh perguruan tinggi. Bahkan sampai saat sudah 47 persen yang sudah di scan di Kendari," jelasnya.
Karena itu, pihaknya memastikan semua proses pemindaian dapat diselesaikan tepat waktu pada tanggal 3 Mei mendatang. Dengan demikian, tidak ada penundaan jadwal pengumuman hasil UN.
"Kami berusaha semaksimal mungkin siswa UN tidak lulus karena resiko teknis itu. Mungkin ada siswa yang menghapus dan salah, lalu robek, maka kami langsung cocokkan secara manual. Semua bisa dipantau dan dipastikan yang masuk sesuai dengan yang asli," tambahnya.
Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Rochmat Wahab menambahkan, banyak kalangan beranggapan pelibatan PTN dalam pengawasan UN sebagai respon atas ketidakpercayaan pemerintah pada pihak sekolah. Namun Rochmat menilai anggapan itu tidak tepat kareta keterlibatan PTN justru untuk membantu siswa peserta UN.
"Justru kehadiran PTN menyelamatkan anak-anak agar tidak dirugikan. Karena dulu kalau LJUN tidak terbaca pemindaian ya sudah, sekarang pemindaian dilakukan dengan teliti, kalau ada yang tidak terbaca akan dicek kembali, mungkin ada yang kurang hitam atau rusak saat menghitamkan," jelasnya.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mendikbud Belum Temukan Bukti UN Disabotase
Redaktur : Tim Redaksi