jpnn.com - PONTIANAK - Pemerintah Kota Pontianak, Kalimantan Barat, melakukan pemangkasan anggaran perjalanan dinas. Pemotongan dilakukan hingga 50 persen.
Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto melalui Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk melakukan efisiensi anggaran.
BACA JUGA: Polisi Periksa 50 Saksi Kasus SPJ Fiktif Perjalanan Dinas di Sekretariat DPRD Riau
Penjabat Wali Kota Pontianak Edi Suryanto mengatakan pemkot melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) sedang mengevaluasi semua program.
Dia menyatakan apabila suatu kegiatan tidak ada relevansi terhadap kesejahteraan masyarakat, maka akan dibatalkan atau dikurangi.
BACA JUGA: Komisi III DPRD Kota Bogor Pastikan Pengelolaan Anggaran Efektif
"Kegiatan yang tidak relevan akan dihilangkan, atau kalau tidak penting kami kurangi. Kembali, secara persentase sudah dilakukan hampir 50 persen pemotongan anggaran perjalanan dinas untuk tahun depan," kata Edi di Pontianak, Selasa (24/12).
Lebih lanjut dia juga mengungkap bahwa proses meritokrasi di internal Pemkot Pontianak selama ini telah berjalan baik sehingga berhasil mencegah praktek korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).
BACA JUGA: Survei LSI: Jelang Pilwalkot Pontianak, Petahana Kokoh di Angka 72,7 Persen
Dia menambahkan selama ini mekanisme pemilihan pejabat atau jajaran direktur di badan usaha milik daerah (BUMD) selalu lewat panitia seleksi dengan melibatkan banyak akademisi dan eksternal.
"Proses itu sudah berjalan sesuai aturan berlaku dan yang memilih pansel, sebagian kecil saja dari pemerintahan,” ungkap Edi yang juga direktur Koordinasi dan Supervisi Wilayah I KPK RI, itu.
Di sisi lain, pemkot juga terus berupaya mendorong pendapatan asli daerah (PAD) dengan optimalisasi BUMD milik Kota Pontianak, seperti PDAM Tirta Khatulistiwa dan BPR Khatulistiwa.
Target pemerintah pusat menuju Indonesia Emas 2045, yang mana daerah dapat mandiri secara anggaran dan tidak bergantung terhadap pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi.
Edi kemudian mengapresiasi peran BUMD Kota Pontianak yang telah luar biasa mendorong PAD.
“BUMD Kota Pontianak sudah luar biasa, saya apresiasi, tetapi tentu kita terus terbuka terhadap potensi pendapatan lain,” tuturnya.
Berbagai inovasi turut diciptakan segenap ASN di lingkungan Pemkot Pontianak maupun karyawan BUMD untuk menggali potensi pendapatan.
Edi menyebut salah satu contoh inovasi itu adalah dengan membangun hidran di permukiman rawan kebakaran lahan.
“Pontianak ketika kemarau akan memicu kebakaran lahan, kita butuh hidran di titik rawan karhutla. Pemadam kebakaran sudah banya, tetapi airnya dari mana, itu yang kita upayakan dan salah satu langkah memaksimalkan BUMD,” imbuhnya.
Dia pun mengajak segenap aparatur agar memprioritaskan pelayanan kepada masyarakat.
Dalam banyak kesempatan, dia mengingatkan pentingnya memberikan pelayanan secara cepat, mudah dan murah.
Menurut dia, sudah seharusnya setiap abdi negara melaksanakan hal itu.
“Landasi pekerjaan dengan integritas, pahami aturan dan prioritaskan kesejahteraan masyarakat,” kata Edi. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi