JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki T Purnama mengatakan, pihaknya sedang berupaya untuk menambah kapasitas rumah sakit yang berada di bawah pengelolaan Pemprov DKI.
Hal ini dilakukan untuk mengatasi lonjakan pasien akibat diterapkannya jaminan kesehatan Kartu Jakarta Sehat (KJS).
"(RSUD) Koja kita mulai perluasan, termasuk NICU, cuci darah. Nah, RSUD di Jakarta Selatan juga kita bangun 75 persen kelas III," kata wagub yang biasa disapa Ahok itu di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (25/2).
Menurut Ahok, dana untuk menambah kapasitas rumah sakit telah tersedia. Namun, pekerjaan ini tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat. Ia berharap masyarakat bisa bersabar.
"Butuh satu setengah tahun. Makanya mau cari kontraktor yang punya lampu Aladin nggak ketemu," imbuh Ahok sambil bercanda.
Minimnya kapasitas rumah sakit di Jakarta menjadi sorotan karena kasus yang menimpa Dera Nur Anggraeni, seorang bayi yang meninggal akibat gangguan pernafasan.
Sebelum meninggal, Dera sempat ditolak perawatannya oleh 8 rumah sakit dengan alasan penuh. Padahal, orang tua Dera adalah pengguna Kartu Jakarta Sehat.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengakui bahwa terjadi lonjakan pasien yang cukup besar sejak diberlakukannya KJS pada November tahun lalu. Hal ini mengakibatkan banyak pengguna KJS yang tidak terlayani oleh rumah sakit.
"Artinya sistem Jakarta Sehat itu berjalan tapi kondisi RS nya yang belum memungkinkan menerima pasien," kata Jokowi kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (18/2) kemarin. (dil/jpnn)
Hal ini dilakukan untuk mengatasi lonjakan pasien akibat diterapkannya jaminan kesehatan Kartu Jakarta Sehat (KJS).
"(RSUD) Koja kita mulai perluasan, termasuk NICU, cuci darah. Nah, RSUD di Jakarta Selatan juga kita bangun 75 persen kelas III," kata wagub yang biasa disapa Ahok itu di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (25/2).
Menurut Ahok, dana untuk menambah kapasitas rumah sakit telah tersedia. Namun, pekerjaan ini tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat. Ia berharap masyarakat bisa bersabar.
"Butuh satu setengah tahun. Makanya mau cari kontraktor yang punya lampu Aladin nggak ketemu," imbuh Ahok sambil bercanda.
Minimnya kapasitas rumah sakit di Jakarta menjadi sorotan karena kasus yang menimpa Dera Nur Anggraeni, seorang bayi yang meninggal akibat gangguan pernafasan.
Sebelum meninggal, Dera sempat ditolak perawatannya oleh 8 rumah sakit dengan alasan penuh. Padahal, orang tua Dera adalah pengguna Kartu Jakarta Sehat.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengakui bahwa terjadi lonjakan pasien yang cukup besar sejak diberlakukannya KJS pada November tahun lalu. Hal ini mengakibatkan banyak pengguna KJS yang tidak terlayani oleh rumah sakit.
"Artinya sistem Jakarta Sehat itu berjalan tapi kondisi RS nya yang belum memungkinkan menerima pasien," kata Jokowi kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (18/2) kemarin. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Tak Beri Target Pemberlakuan Ganjil Genap
Redaktur : Tim Redaksi