Pemprov DKI Jakarta Yakin Inflasi 2024 Masih Bisa Dikendalikan

Jumat, 29 Maret 2024 – 14:55 WIB
Diskusi bertajuk Balkoters Talk: Jakarta Merawat Daya Beli, Mengendalikan Inflasi' di ruang wartawan, Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (28/3). Foto: Ryana Aryadita/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Biro Perekonomian dan Keuangan Setda DKI Mochamad Abbas menyebut pihaknya tetap berupaya mengendalikan harga pangan dan inflasi meski Jakarta tidak lagi berstatus ibu kota.

Menurutnya, terdapat sejumlah faktor yang membuat pergerakan inflasi masih di angka normal.

BACA JUGA: Cuaca Hari Ini, Sebagian Wilayah DKI Jakarta Bakal Hujan Pada Siang Hari

Hal tersebut diungkapkan dalam diskusi bertajuk Balkoters Talk: Jakarta Merawat Daya Beli, Mengendalikan Inflasi' di ruang wartawan, Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (28/3).

“Kontribusi ekonomi Jakarta untuk nasional pada 2023 mencapai 16,77 persen, sedangkan kontribusi inflasi 20,47 persen, dan kontribusi investasi 11,70 persen,” kata Mochamad Abbas.

BACA JUGA: Masuk Bursa Bacagub DKI Jakarta, Heru Budi: Hari Esok Penuh Misteri

Dia memaparkan bahwa Jakarta merupakan pusat perputaran uang nasional, sekitar 70 persen uang beredar di Jakarta.

“Hal ini karena Jakarta merupakan pusat kegiatan ekonomi, bisnis dan keuangan di Indonesia," bebernya.

BACA JUGA: PSI Munculkan Nama Kaesang dan Grace Natalie Sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta

Selain itu, Mochamad Abbas menilai di Jakarta terdapat Bursa Efek Indonesia (BEI), kantor pusat perusahaan nasional dan multinasional, startup unicorn, dan decacorn.

Di tengah masih tingginya ketidakpastian ekonomi global, menurutnya, perekonomian Jakarta pada 2023 tumbuh sebesar 4,96 persen.

Berdasarkan proyeksi BI pada 2024 Jakarta ekonomi bakal tumbuh pada kisaran 4,8-5,6 persen.

"Prakiraan tersebut didukung oleh masih optimisnya keyakinan konsumen, semakin tingginya aktivitas MICE dan event, serta berlanjutnya proyek strategis pemerintah dan swasta,” tuturnya.

Meski perekonomian Jakarta berkontribusi besar bagi perekonomian nasional, tetapi tidak dipungkiri Jakarta tetap membutuhkan kerja sama dengan daerah lain.

Dia menilai, sebesar 98 persen yang tersedia di Jakarta merupakan disuplai dari daerah lain.

"Jadi, mau tidak mau, suka tidak suka kami harus bekerja sama dengan daerah hulunya sebagai pamasok kita,” tambah Abbas. (mcr4/jpnn)


Redaktur : Dedi Yondra
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler