Pemprov Jateng Komitmen Realisasikan Luas Tambah Tanam Padi

Senin, 14 Oktober 2024 – 20:42 WIB
Pemprov Jateng berkomitmen merealisasikan capaian luas tambah tanam (LTT) padi di wilayahnya. Foto: Pemprov Jateng

jpnn.com, SEMARANG - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah berkomitmen merealisasikan capaian luas tambah tanam (LTT) padi di wilayahnya.

Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana mengatakan, pada September 2024, LTT di Jateng mencapai seluas 65.140 hektare. Pada Oktober ini, capaiannya didorong hingga 105.000 hingga 110.000 hektare.

BACA JUGA: Pemprov Jateng Terima Subroto Award 2024 untuk Kategori Pengelola Air Tanah Terbaik

"Jadi, kita upayakan untuk terus mendekati target yang ditentukan oleh Kementerian Pertanian,” kata Nana usai Rapat Koordinasi Wilayah se-Jateng untuk Pengamanan Produksi dan Percepatan Pertanaman Padi di kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Jateng pada , Senin (14/10).

Akselerasi ini, lanjut Nana, memang harus dilakukan, mengingat Jawa Tengah menjadi tumpuan pangan nasional bersama Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur.

BACA JUGA: Sekda Pemprov Jateng: Sosialisasikan Pencegahan TPPO Hingga Tingkat RT-RW

Oleh karenanya, dia meminta para kepala dinas di tingkat kabupaten dan kota agar lebih optimal dalam merealisasikan LTT.

“Selama ini Jawa Tengah dianggap sudah mampu untuk terus meningkatkan kualitas maupun kuantitas padi. Tetapi masih ada yang akan kita tingkatkan, khususnya dengan perluasan tanam padi,” ucapnya.

BACA JUGA: Inovasi Pelayanan Publik, Pemprov Jateng Raih Dua Penghargaan dari KemenPAN-RB

Nana menambahkan, upaya peningkatan produksi pertanian Jateng terbantu dengan adanya bantuan pompanisasi dari pemerintah pusat.

Hingga kini, sebanyak 5.134 unit pompa sudah didistribusikan di masing-masing kabupaten/ kota. Penggunaan bantuan pompa saat ini mencapai 93%.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jateng, Supriyanto menambahkan, kebutuhan beras di Jateng sekitar 340.000 sampai 345.000 ton per bulan.

Artinya, dalam sebulan harus panen minimal di lahan 100.000 hektare, dengan rata-rata produksi 5,5 sampai 5,6 ton per hektare.

“Artinya didapat antara 550.000 sampai 560.000 ton gabah kering giling. Kalau dikonversi ke beras 62,74%, ketemu angka 345.000 ton. Itu aman satu bulan,” ungkapnya.

Ditambahkan dia, berdasarkan ramalan BMKG, pada pertengahan Oktober ini akan turun hujan. Maka, cuaca tersebut harus dioptimalkan agar luasan tanam tercapai. (jpnn.com)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler