Kini kata Razman Arif Nasution, pemuda diharapkan lebih berperan dan memajukan bangsa di tengah persaingan global yang menuntut penguasaan berbagai ilmu dan keterampilan, demi memenangkan persaingan.
“Indonesia membutuhkan pemuda yang cerdas, tangguh, peduli pada masyarakat, dan mampu memimpin bangsa dan negara dengan niat dan jiwa yang bersih alias antikorupsi. Inilah pemuda visioner yang dibutuhkan sebagai impelementasi dari perjuangan pemuda 1928,” kata Razman Arif Nasution, dalam rilisnya memperingati Hari Sumpah Pemuda, Minggu (28/10).
Menurut Razman Arif, persoalan yang melilit bangsa ini sangat kompleks. Mulai budaya korupsi yang menggerogoti keuangan negara hingga kita kehilangan kesempatan membangun, konflik yang terus terjadi baik di daerah, maupun di kalangan elite yang menggambarkan lunturnya nilai persatuan yang telah dicetuskan Pemuda ’28, hingga masalah mendasar seperti kesehatan, pendidikan, lapangan kerja, dan perumahan.
“Belum lagi jika bicara masalah perbatasan, wilayah paling depan dalam kaitan batas negara yang sangat menyedihkan. Juga persoalan kekayaan alam kita yang kini hampir semuanya dikuasai korporasi asing. Harus ada terobosan dari pemimpin pemuda yang visioner untuk memecahkannya,” ujar Razman Arif.
Pemuda yang mempunyai kepemimpinan visioner dan diberi kesempatan memimpin, harus memanfaatkan momentum itu, dan jangan terjebak kepentingan sesaat memperkaya diri dan kelompok, imbuh Razman.
Berbicara soal kepemimpinan pemuda, Razman juga menyinggung para pemuda yang dikenal sebagai aktivis dalam berbagai bidang, baik aktivis demokrasi dan HAM, antikorupsi, antipenindasan dan ponistaan agama, maupun aktivis sosial. Otokritik yang harus dilakukan adalah bagaimana mereka memerjuangkan sesuatu dengan cara yang santun dan beradab.
“Soal bahasa itu penting. Jika tujuan perjuangan yang murni demi untuk kepentingan masyarakat banyak, harus dilakukan dengan cara yang baik pula, termasuk menggunakan bahasa yang santun dan tidak menimbulkan dampak negatif,” katanya.
Terakhir Razman mengajak aktivis pemuda sebagai pilar penting dalam pembangunan karakter bangsa ini untuk lebih memerhatian soal bahasa ini.
“Janganlah mengumbar kata, kalimat, apalagi makian kasar pada pihak lain, termasuk pada mereka yang kita benci. Tunjukkan data dan fakta kalau pihak lain bersalah, itu lebih elegant,” harapnya. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Presiden Dukung BUMN Tolak Kongkalikong
Redaktur : Tim Redaksi