PRABUMULIH - Seorang pemuda asal Kelurahan Karang Jaya Kecamatan Prabumulih Timur, Dodi Hariyanto (19), kemarin (23/3) ditemukan tewas gantung diri di kamarnya yang terletak di bagian belakang rumah.
Ironisnya lagi, korban gantung diri menggunakan kain kafan sisa ayahnya. Ia diduga kuat bunuh diri karena depresi setelah ditinggal mati ayah kandungnya dua tahun yang lalu.
Selain itu, himpitan ekonomi keluarga juga menjadi salah satu dugaan penyebab ia melakukan aksi nekat yang mengakhiri nyawanya tersebut.
Dari informasi yang berhasi dihimpun Sumatera Ekspres (Grup JPNN), peristiwa tersebut pertama kali diketahui oleh ibu korban Husna yang saat itu hendak ke kamar mandi.
Ia memang rutin mengecek keadaan bungsu dari enam bersaudara itu karena keadaannya yang masih depresi. Namun, betapa terkejutnya ia mendapati anaknya dalam keadaan tergantung di kayu atas kamar. Husna pun langsung berteriak histeris yang kemudian membuat anak-anak yang lainnya langsung menuju kamar korban untuk melihat keadaannya.
Ia tidak percaya anaknya tewas gantung diri karena sekitar pukul 24.00 WIB, ia masih melihat anak bungsunya tersebut tidur.
Kakak korban Yanto (26) yang diwawancarai ketika mengantar jasad adiknya di Instalasi Kamar Jenazah RSUD Prabumulih mengatakan bahwa adiknya memang sangat terpukul dengan kematian sang ayah. Sejak itu, adiknya sering melamun dan berbicara sendiri. Sewaktu ditegur pun, korban tidak mau membalas.
“Sejak bapak dak katek lagi, dio memang sering melamun. Idak galak begawe. Kapan ditegur dak galak balas,” ungkap Yanto.
Padahal, lanjut Yanto, adiknya tersebut termasuk anak yang rajin. Dodi yang hanya tamatan SMP tersebut sebelumnya sering membantu nakok (nyadap karet.red) tanpa dipinta. Selain itu, dalam hal beribadah, adiknya termasuk anak yang rajin. “Dio mulai berubah pas bapak dak katek lagi,” ujarnya.
Kapolres kota Prabumulih, AKBP Yerri Oskag SIK melalui Kapolsek Prabumulih Timur, AKP Muhammad yang diwawancarai di Instalasi Kamar Jenazah RSUD Prabumulih mengatakan pihaknya mendapatkan info dari masyarakat bahwa ada yang bunuh diri di Kelurahan Karang Raja. Ia pun langsung menuju lokasi dan mendpati korban masih tergantung di kamarnya.
Tim pun langsung membawa korban ke Instalasi Kamar Jenazah RSUD Prabumulih untuk dilakukan identifikasi.
Hasil dari proses identifikasi menyimpulkan bahwa kejadian ini murni bunuh diri. Sebab, tim tidak menenmukan tanda-tanda kekerasan maupun penganiayaan pada tubuh korban.
Kondisi jenazah, kata dia, sesuai dengan tanda orang bunuh diri, yaitu lidah yang terjulur keluar, anus mengeluarkan kotoran dan keluar air mani dari kelaminnya.
“Kasus ini masih terus kita selidiki. Kesimpulan sementara korban bunuh diri lantaran depresi karena kematian ayahnya serta himpitan ekonomi,” pungkasnya. (kos)
Ironisnya lagi, korban gantung diri menggunakan kain kafan sisa ayahnya. Ia diduga kuat bunuh diri karena depresi setelah ditinggal mati ayah kandungnya dua tahun yang lalu.
Selain itu, himpitan ekonomi keluarga juga menjadi salah satu dugaan penyebab ia melakukan aksi nekat yang mengakhiri nyawanya tersebut.
Dari informasi yang berhasi dihimpun Sumatera Ekspres (Grup JPNN), peristiwa tersebut pertama kali diketahui oleh ibu korban Husna yang saat itu hendak ke kamar mandi.
Ia memang rutin mengecek keadaan bungsu dari enam bersaudara itu karena keadaannya yang masih depresi. Namun, betapa terkejutnya ia mendapati anaknya dalam keadaan tergantung di kayu atas kamar. Husna pun langsung berteriak histeris yang kemudian membuat anak-anak yang lainnya langsung menuju kamar korban untuk melihat keadaannya.
Ia tidak percaya anaknya tewas gantung diri karena sekitar pukul 24.00 WIB, ia masih melihat anak bungsunya tersebut tidur.
Kakak korban Yanto (26) yang diwawancarai ketika mengantar jasad adiknya di Instalasi Kamar Jenazah RSUD Prabumulih mengatakan bahwa adiknya memang sangat terpukul dengan kematian sang ayah. Sejak itu, adiknya sering melamun dan berbicara sendiri. Sewaktu ditegur pun, korban tidak mau membalas.
“Sejak bapak dak katek lagi, dio memang sering melamun. Idak galak begawe. Kapan ditegur dak galak balas,” ungkap Yanto.
Padahal, lanjut Yanto, adiknya tersebut termasuk anak yang rajin. Dodi yang hanya tamatan SMP tersebut sebelumnya sering membantu nakok (nyadap karet.red) tanpa dipinta. Selain itu, dalam hal beribadah, adiknya termasuk anak yang rajin. “Dio mulai berubah pas bapak dak katek lagi,” ujarnya.
Kapolres kota Prabumulih, AKBP Yerri Oskag SIK melalui Kapolsek Prabumulih Timur, AKP Muhammad yang diwawancarai di Instalasi Kamar Jenazah RSUD Prabumulih mengatakan pihaknya mendapatkan info dari masyarakat bahwa ada yang bunuh diri di Kelurahan Karang Raja. Ia pun langsung menuju lokasi dan mendpati korban masih tergantung di kamarnya.
Tim pun langsung membawa korban ke Instalasi Kamar Jenazah RSUD Prabumulih untuk dilakukan identifikasi.
Hasil dari proses identifikasi menyimpulkan bahwa kejadian ini murni bunuh diri. Sebab, tim tidak menenmukan tanda-tanda kekerasan maupun penganiayaan pada tubuh korban.
Kondisi jenazah, kata dia, sesuai dengan tanda orang bunuh diri, yaitu lidah yang terjulur keluar, anus mengeluarkan kotoran dan keluar air mani dari kelaminnya.
“Kasus ini masih terus kita selidiki. Kesimpulan sementara korban bunuh diri lantaran depresi karena kematian ayahnya serta himpitan ekonomi,” pungkasnya. (kos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 2 Pemuda, 1 Siswi SMA di Bengkulu Tewas Bunuh Diri
Redaktur : Tim Redaksi