"Saya kira spirit 28 Oktober adalah spirit untuk merapatkan dan mengeratkan kembali nilai-nilai kebangsaan kita,” ujarnya, Senin (29/10), terkait peringatan hari Sumpah Pemuda.
Dia menegaskan, Indonesia harus menjadi unggul dibanding bangsa lain dengan cara mengatasi kemiskinan, ketetinggalan, meningkatkan Sumber Daya Manusia serta menghapus korupsi.
“Semangat dari Sumpah Pemuda adalah tantangan buat kita untuk melestarikan kearifan lokal, memelihara bahasa, budaya lokal juga jadi kewajiban karena itu simbol pemersatu kita,” ujar mantan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal.
Lebih jauh dia menegaskan, di tengah-tengah pengaruh buruk budaya asing, budaya barat dan timur tengah memungkinkan terjadinya disintergasi, tergerusnya spirit kebangsaan. “Kita lebih senang gaya barat dan Timur Tengah. Saya lihat dua kebudayaan itu mencontohkan kebebasan dan kekerasan dan itu tidak sesuai dengan nilai-nilai bangsa kita," ujar Lukman.
Dia juga menambahkan, semangat 28 Oktober merupakan momentum bersatunya segala macam perbedaan. Kemudian perbedaan itu sebagai dasar untuk kemajuan bangsa. “Mereka menyatukan diri yang berdiri diatas segala macam perbedaan. Saat ini kita diajari untuk tidak menerima perbedaan," ungkapnya.
Di sisi lain, Lukman juga menyoroti soal kepatuhan hukum yang masih kurang di kalangan anak-anak muda sekarang. Karenanya, dia mengatakan, pemerintah harus mendorong agar pemuda taat dan sadar hukum.
“Anak muda yang tidak percaya pada hukum, adalah awal dari kehancuran bangsa, disintegrasi bangsa," kata Lukman, Senin (29/10) berkomentar terkait momen peringatan Sumpah Pemuda.
Lukman menyoroti, anak-anak muda sekarang ini lebih cenderung menyelesaikan suatu kasus di tempat dibanding menyelesaikan secara prosedur hukum. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bom Meledak di Kios Makanan di Poso
Redaktur : Tim Redaksi