Pemuda Ini Menangis Histeris di Depan Jasad Ibunya, Ternyata Hanya Sandiwara

Kamis, 09 Juli 2020 – 23:08 WIB
Rekonstruksi kasus pembunuhan ibu pencari sedekah bernama Fatimah (63), di rumah almarhum di Gampong Meunasah Pantonlabu, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Kabupaten Aceh Utara, Kamis (9/7). Foto: ANTARA/HO

jpnn.com, LHOKSUKON - Polres Aceh Utara menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan sadis Fatimah, 63, yang dilakukan anak kandung, Ns, 43, di rumah almarhum di Gampong Meunasah Pantonlabu, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Kabupaten Aceh Utara, Aceh, Kamis (9/7).

Tersangka Ns, 43, warga Kecamatan Baktiya, Aceh Utara yang dihadirkan dalam rekonstruksi tersebut menangis histeris saat diminta polisi memeragakan adegan pembunuhan ibunya.

BACA JUGA: Tim Forensik Ungkap Hasil Visum Gadis Berparas Cantik yang Tewas di Penginapan, Oh Ternyata

"Ada 26 adegan yang diperagakan dalam rekontruksi kasus pembunuhan yang kami gelar hari ini," kata Kasat Reskrim Polres Aceh Utara AKP Rustam Nawawi seusai rekonstruksi berlangsung.

Dalam rekonstruksi tersebut tergambar bagaimana Ns menghabisi nyawa ibunya sendiri karena tidak memberikan sejumlah uang yang diminta tersangka.

BACA JUGA: Kabar Duka, Yushar Meninggal Dunia dengan Kondisi Mengenaskan, Tubuhnya Penuh Luka Sayatan

Dari sejumlah adegan itu, tersangka Ns sempat berpura-pura menangis sejadi-jadinya di hadapan jasad sang ibu setelah diketahui meninggal dunia, untuk mengelabui seoalah- olah bukan dia yang membunuh korban.

Dalam rekonstruksi itu juga terungkap bahwa tersangka datang ke rumah korban pada Senin 8 Juni 2020 sekira pukul 04.30 WIB, sesampai di lokasi tersangka menuju ke belakang rumah untuk mengambil pisau yang sebelumnya sudah disimpan selama 8 hari di batang pohon pisang.

BACA JUGA: Kapolda Sumut: Kami Pastikan Otak Pelaku Utama Segera Ditangkap

Kemudian tersangka memanjat dinding dapur rumah sambil membawa sebilah pisau di tangan kanannya, lalu mematikan lampu rumah, sementara korban sedang tertidur di kamarnya dengan pintu tertutup gorden.

Selanjutnya tersangka membangunkan korban dengan cara memanggil dan menggoyangkan kaki, lalu korban mengambil senter dan mengarahkan ke tersangka sehingga korban melihat tersangka memegang sebilah pisau.

Saat itu tersangka langsung meminta sejumlah uang kepada korban sambil mengarahkan pisau dan mengancam akan membunuhnya jika tidak memberikannya, lalu sang ibu menanyakan pisau itu untuk apa.

Lalu korban berbalik badan hendak membuka pintu depan rumah, sementara tersangka terus meminta uang, kemudian menarik rambut korban dengan tangan kirinya.

Kemudian tersangka menarik kalung yang melekat di leher korban hingga terputus, selanjutnya melemparkan pisau berlumuran darah ke arah sudut dinding dapur dan Ns keluar menuju ke belakang rumah.

Tersangka duduk di atas septik tank dan membersihkan tangan dari noda darah dengan cara menggosokkan tangan ke tanah, kemudian dia berlari ke arah belakang rumah korban yang selanjutnya menuju ke tanggul irigasi dan kembali pulang ke rumahnya dengan berlari-lari kecil.

Sekitar pukul 06.45 WIB, tersangka kembali lagi ke rumah korban dari jalan depan dan kemudian mengetuk pintu serta jendela beberapa kali sambil memanggil korban.

Tersangka kembali masuk ke dalam rumah dengan cara memanjat dinding dapur, setelah berada di dalam rumah Ns menuju jasad korban dan menggeser kepala korban untuk menahan pintu, lalu membuka pengunci pintu depan dari dalam rumah.

Selanjutnya mamanggil saksi tetangga yang tak lain adalah keluarga korban sendiri untuk memberitahukan bahwa ibunya telah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

Saksi tetangga langsung datang ke rumah korban dan melihat dari pintu depan rumah sudah berdarah, sementara tersangka duduk di ruangan tengah sambil berpura-pura menangis melihat jasad korban.

BACA JUGA: Ehwani Dianiaya Secara Brutal, Heboh, Anggota TNI Sampai Turun ke Lokasi Kejadian

Rekonstruksi yang mendapat pengawalan ketat itu berlangsung kondusif, selain polisi, turut hadir juga dari pihak Kejaksaan Negeri Aceh Utara, warga juga turut menyaksikan kegiatan itu dari luar garis polisi.(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler