jpnn.com - jpnn.com - Seorang pemuda di Batubara, Sumatera Utara, tewas terseret arus sungai saat mencuci tikar di bendungan aliran sungai Sei Balai, Jumat (3/2).
Sebelum terbawa arus sungai, Aldeus Sinuraya, 20, sempat berteriak minta tolong. Suara Aldeus seketika langsung menghebohkan warga Dusun VI, Desa Durian, Kecamatan Sei Balai, Kabupaten Batubara.
BACA JUGA: Bu Risma Pimpin Pencarian Jasad Dian
Warga pun berduyun-duyun datang ke lokasi kejadian mencoba menyelamatkan Aldeus. Beberapa warga bahkan melompat ke sungai untuk menolong korban.
Namun, derasnya arus membuat tubuh korban terseret dan tenggelam dengan cepat.
BACA JUGA: Terpeleset di Kolam Renang, Bu Tuty Meninggal Dunia
Proses pencarian terus dilakukan warga dan sebagian warga menghubungi petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batubara.
Tak lama berselang petugas BPBD turun ke lokasi tempat hanyutnya korban dan melakukan pencari terhadap korban.
BACA JUGA: Dua Bocah Tewas di Kubangan Sirtu
Sisi aliran sungai terus ditelusuri, beberapa petugas BPBD dan warga juga tampak menyelam mencari keperadaan korban.
Hingga akhirnya sekira pukul 11.15 WIB tubuh korban ditemukan tersangkut di dasar sungai yang berjarak sekitar 15 meter dari titik lokasi korban awal terseret arus dan sudah meninggal.
Setelah ditemukan, tubuh korban langsung dievakuasi dan dibawa ke Klinik Cinta Kasih, Desa Gajah, Kecamatan Sei Balai, Batubara, untuk dilakukan visum dan kemudian dibawa kembali ke rumah duka untuk disemayamkan.
Informasi dihimpun di lokasi kejadian, pada hari Jumat (3/2) sekira pukul 07.00 WIB, korban bersama dengan abangnya berangkat ke Pintu Air (DAM) yang berada di Dusun VI, Desa Durian, Kecamatan Sei Balai dengan maksud mencuci tikar.
Setelah sampai di Pintu Air, korban bersama abangnya langsung turun ke sungai sambil mencuci tikar dan pada saat itu korban dengan abangnya tersebut mencuci tikar dengan posisi di atas DAM.
Namun saat itu korban tidak menyadari bahwa tikar yang dicucinya hanyut ke tengah sungai. Melihat tikar yang mereka cuci tersebut hanyut, korban dan abangnya berniat untuk mengambil tikar yang hanyut tersebut dan ternyata tikar sudah mendekati pintu air dan airnya sangat deras.
Lalu Korban dan abangnya mencoba masuk ke Pintu Air yang deras arusnya kemudian mereka berdua hanyut terbawa arus sungai.
Dengan susah payah abang si korban coba berenang naik kepermukaan air dan berhasil menyelamatkan diri, namun malang korban langsung tenggelam dan tidak timbul kembali.
Masyarakat setempat yang mengetahui kejadian itu langsung melakukan pencarian terhadap korban bersama tim sar BPBD Kabupaten Batubara.
“Tadi pagi korban sama abangnya sedang mencuci tikar, tiba-tiba tikar yang mereka cuci itu hanyut dan mereka mencoba mengambilnya, tapi sayang saat coba menarik tikar itu adik korban hanyut terbawa air di sungai itu.”
“Mereka bukan warga di sini dan setahu kami baru kali ini kami melihat mereka mencuci tikar di sungai itu,” kata beberapa warga di sekitar lokasi.
Kepala Desa Perjuangan B.Ginting kepada wartawan Metro Asahan (Jawa Pos Group) mengatakan bahwa korban merupakan warga pendatang.
“Mereka warga pendatang, aslinya mereka warga dari Raya, Simalungun dan di sini mereka tinggal sekitar delapan bulan dan selama ini tinggal membantu di gereja di desa ini,” ujarnya.
“Jarak lokasi kejadian dengan kediaman mereka sekitar satu kilometer. Tadi tubuh korban ditemukan tersangkut di dasar areal aliran sungai yang curam di sekitar lokasi,” katanya mengakhiri.
Terpisah, Kapolsek Labuhan Ruku AKP Irsol membenarkan kejadian tersebut.
“Korban ditemukan sekitar 15 meter di aliran sungai disekitar lokasi. Usai ditemukan jasadnya langsung dibawa ke Klinik Cinta Kasih di Desa Gajah untuk di visum dan kemudian dibawa kerumah duka untuk disemayamkan,” ungkapnya. (wan/syaf/MA/MS)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengunjung Wisata Terseret Arus, Tiga Tewas, Dua Hilang
Redaktur & Reporter : Budi