Pemulangan WNI Di Arab Saudi Terhalang Exit permit

Jumat, 14 Juni 2013 – 10:03 WIB
JAKARTA--Pemerintah Indonesia akan membantu pemulangan warga negara Indonesia (WNI) di Arab Saudi yang telah overstayer . Pemerintah akan bertemu dengan Pemerintah Arab Saudi guna meminta penambahan kuota exit permit untuk Indonesia. Indonesia hanya mendapat jatah 200 orang perminggu untuk pelayanan.

Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono menjelaskan, upaya ini dilakukan karena penerbitan exit permit yang disediakan tidak sebanding dengan permintaan pelayanan. Dalam sehari kerajaan Arab Saudi hanya menerbitkan sekitar 200 exit permit. Sedangkan, dari jumlah itu bahkan yang terealisasi hanya 50 surat. Hal tersebut dikarenakan banyaknya TKI tidak bisa melengkapi persyaratan dalam mendapatkan exit permit.

"Jadi kami akan usahakan memintah tambahan kuota pada Arab Saudi agar para WNI dapat segera kembali ke tanah air", kata Agung usai memimpin rakor tingkat menteri bahas pemulangan TKI overstayer di Arab Saudi di kantor kementeria koordinasi kesejahteraan rakyat, Kamis (13/6).

Saat ini, imbuhnya, terdapat 58.000 WNI overstayer yang tercatat hingga pukul 03.00 wib tadi, dari perkiraan 120.000 WNI overstayer disana. Sedangkan Pemerintah Arab Saudi hanya menyediakan satu hari dalam seminggu untuk melayani exit permit bagi WNI, yaitu hari rabu. Dan hanya akan dilayani sebanyak 200 orang perhari rabu tersebut. Mereka tidak mempertimbangkan WNI yang tidak dapat melengkapi berkas-berkasnya. Bagi mereka setelah melayani 200 orang, walaupun tidak 200 surat exit permite yang dikeluarkan maka jatah WNI hari itu telah habis.

Hal ini yang sangat dirisaukan oleh Agung. Sementara setelah mendapatkan amnesti (pemutihan) WNI overstay harus segera meninggalkan Arab Saudi. "Ini merupakan tugas pemerintah untuk membantu para TKI ini bisa memperoleh exit permit agar secepatnya", ungkapnya.

Agung juga menegaskan bahwa proses pemulangan akan dilakukan secara bertahap karena jumlah WNI overstayer yang mencapai ratusan ribu orang. Pemerintah akan mengusahakan beberapa maskapai penerbangan dan armada laut guna segera mengangkut WNI pulang. WNI akan pulang dengan menggunakan biaya pribadi, kecuali bagi WNI sakit dan tidak memiliki kemampuan akan diusahakan mendapat bantuan dari pemerintah. Pemerintah hanya akan mengusahakan banyaknya maskapai dalam pemulangan dan percepatan exitpremit. Mengenai mekanisme dan prioritas pemulangan awal, Agung menyatakan masih belum mendapat data pasti sehingga masih belum dapat dipastikan. "Sabtu ini akan diperoleh datanya, sehingga Senin sudah dapat dibuat perencanaannya", ungkap Agung.

Untuk mengurus tahap pemulangan, pemerintaha akan membentuk tim task force yang dipimpin sesmenkokestra, bersama dengan kemenlu, bnp2tki, kemendagri, dan kesehatan. Mereka akan bertugas dalam mengurus pengorganisasian WNI selama masa tunggu giliran pemulangan, misalnya masalah tempat tinggal saat masa tunggu. Saat ini juga tengah disiapkan penambahan titik loket untuk mendata pemulangan, di Jeddah. "Sudah ada 47 loket, pemerintah juga mengerahkan mahasiswa Indonesia di sana untuk membantu memperlancar jalannya pelayanan", ujarnya.

Exitpermit harus didapatkan agar WNI dapat meninggalkan Arab Saudi. Setelah mendapat surat pemutihan dan exitpermite maka WNI segera dapat meninggalkan arab Saudi. Dari 120.000 WNI yang saat ini overstayer, diperkirakan ada beberapa WNI yang masih ingin tinggal disana karena memang masih ingin bekerja disana namun masa tinggalnya telah habis, WNI yang ingin segera pulang secepat mungkin, dan WNI yang ingin pulang namun terhalang oleh sesuatu, misalnya sakit atau tidak memiliki biaya. Para TKI overstyaer ini kebanyakan tinggal di Jeddah dan Riyadh dan berbagai kota lainnya, mereka tinggal ditenda-tenda sempit. (mia)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Diplomat RI Bebas Visa Masuk Uruguay

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler