Pemutaran Film Para Raka di Wonosobo-Magelang Dapat Sambutan Hangat dari Seniman & Budayawan

Selasa, 26 Desember 2023 – 11:01 WIB
Pemutaran film dokumenter perdana di kota Wonosobo dengan lakon "Para Raka", Minggu (24/12/2023) mendapat sambutan hangat dan meriah dari pada Seniman dan budayawan. Foto: source for jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Pemutaran film dokumenter perdana di kota Wonosobo dengan lakon Para Raka, Minggu (24/12/2023) mendapat sambutan hangat dan meriah dari pada Seniman dan budayawan yang hadir pada acara tersebut.

Rencana pemutaran film "Para Raka" akan merangsek ke desa desa pelosok di sekitar gunung Sindoro Sumbing dalam waktu dekat.

BACA JUGA: Pandawa Ganjar Serap Aspirasi Seniman & Budayawan Melalui Dialog Seni Budaya

Sementara di Magelang, Senin (25/12) pemutaran Film Para Raka Juga mendapat sambutan dari masyarakat setempat, pascanonton debat cawapres, yang tadinya orang ragu memilih Gibran, kini semakin mengukuhkan bahwa suara Gibran Rakabuming Raka di pelosok pelosok semakin giat memperlihatkan dukungannya kepada mas Gibran.

Pemutaran film Para Raka di Magelang Berlangsung di cafe Green House, Ngluwar Magelang, sebuah cafe ngopi milik budayawan lokal Aswarun.
Rangkaian dua kegiatan acara budaya itu Berlangsung di tempat yang berbeda.

BACA JUGA: Dari Seniman, Budayawan Hingga Pedangdut Cita Citata Bakal Memeriahkan PKN 2019

Namun, kemeriahannya hampir sama. Yaitu antusiasme masyrakat untuk mengenal lebih dekat lagi sosok Gibran Rakabuming Raka lewat film karya Hangat Hartono, yang disutradai oleh Sigit Patany dan diproduseri oleh Aris Munandar.

Di Wonosobo berlangsung cafe Dewani View, jalan raya kretek Wonosobo. Yang dimulai dari pukul 20.00-23.00 WIB.

BACA JUGA: Film Dokumenter Para Raka Diputar Perdana di Masyarakat Adat Bonokeling Banyumas

Sebelum acara pemutaran film terlebih dahulu penonton disuguhi pentas budaya kesenian khas Wonosobo Bundengan dan tarian Lengger.

Sebuah alat musik yang menyatu dengan kerudung petani yang terbuat dari bambu, dan suara lantunan khas lagu lagu Jawa menyerupai mocopatan. Dibarengi dengan tarian lengger, tarian khas Wonosobo.

Arti penting pemutaran film Para Raka di Wonosobo dan Magelang adalah karena hampir sebagian besar situs Para Raka Terdapat di deerah sekitar gunung Sindoro Sumbing.

Pemutaran film Para Raka ini diharapkan akan munculnya memory koleltif atas kebesaran Para Raka yang saat ini merupakan representasi dari tokoh muda Gibran Rakabuming Raka, disamping kesamaan nama juga kesamaan visi misi diantara keduanya.

"Mengkaitkan memory kolektif dengan akar budaya menjadi pilihan penting karena akan memudahkan sosialisasi dan branding pasangan calon Pilpres Prabowo Gibran," kata Aris Munandar sang produser sekaligus aktor dari film Para Raka.

Hangat Hartono, seorang budayawan Postrad memberi penjelasan yang lebih detail dengan hubungan peran antara Para Raka, dan nama Gibran Rakabuming Raka.

"Tidak ada yang kebetulan, nama Rakabuming Raka sudah menjadi tuntutan sejarah sebagai pewaris para Raka untuk melanjutkan menjaga bumi nusantara," kata Hangat Hartono.

Pemutaran film "Para Raka" Di dua tempat yang berbeda didesain secara santai bertajuk ngopi bareng ngobrol santai tentang budaya dengan para pelaku seni dan budayawan menjadi tempat curhat budaya atas kesewenang wenangnya pejabat lokal terhadap perlakuan situs situs di yang jauh dari harapan.

"Kalau prabowo Gibran menang, tentu saja yang menjadi harapan kita semua persoalan budaya dan peninggalan sejarah masa lampau akan teratasi dengan sendirinya." Kata Hendrawan, budayawan dan penggiat seni Wonosobo.

Sementara Aswarun, tokoh lokal Magelang menyebutkan, bahwa pelibatan masyarakat dalam acara budaya ini adalah bentuk partisipasi masyarakat atas pilihan politik.

Kedua kegiatan di tempat yang berbeda dan waktu yang berbeda, dengan semangat yang sama, pemenangan Prabowo Gibran, sudah dibuktikan dengan kehadiran masyarakat umum pada aktifitas budaya itu.

Orang tidak mengira, pasca debat cawapres antusiasme masyakarat yang ingin tau lebih jauh semakin menggila.

"Orang yang dikira cupu, ternyata mampu bersanding dengan orang sekelas Profesor atau ketua partai", kata Aswarun.

Rakyat baru sadar, kalau sang Raka sudah hadir di hadapannya untuk menjaga bersama sama bumi nusantara.

"Siapa dia? Tidak lain mas Gibran," kata salah satu penonton yang khusus datang melihat film berdurasi 12 menit itu.(ray/jpnn)


Redaktur & Reporter : Budianto Hutahaean

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler