jpnn.com - RIAU - Ini satu-satunya di Indonesia! Hanya dua di dunia! Berselancar di Ombak Bono, surfing di muara sungai yang menantang. Pemecahan rekor Guiness Book of Records terbaru, tiga peselancar Australia sukses memecahkan dua rekor dunia berselancar di Ombak Bono, Sungai Kampar, Pelalawan, Riau, 9-12 Maret 2016.
Dan 4-9 April nanti, sekitar 20 peselancar tingkat dunia dari Eropa dan Amerika akan datang ke Desa Teluk Meranti Pelalawan, Riau. Misinya, menaklukkan Bono Tujuh Hantu (The Bono Seven Ghosts).
BACA JUGA: Tentara dan Militer dari 35 Negara Bakal Hebohkan Sumbar
"Sensasi Bono bisa menjadi destinasi unik, selancar di muara sungai. Hanya ada 2 negara di dunia, yang ada selancar muara sungai bono," kata Arief Yahya, Menpar.
Surfing kini tak sekedar olahraga, tapi juga gaya hidup bagi sebagian orang. Nama-nama besar pun bermunculan. Di era 1960-an, ada Duke Kahanamoku, surfer asal Hawaii yang tercatat sebagai peselancar legendaris yang juga sukses sebagai atlet renang, usahawan dan aktor.
BACA JUGA: Kemenhub Rampungkan Pembangunan Pelabuhan Wasior
Di era 1970-1980-an, ada Mark Richards, surfer Australia yang sukses dengan gelar juara dunia dari tahun 1979 hingga 1982. Belum lagi Laird Hamilton, peselancar Amerika Serikat yang dijuluki The Best of The Best. Konon ia pernah menunggangi ombak setinggi 21 meter dengan kecepatan 80 kilometer per jam.
Semua nama-nama tadi tak pernah berhenti mengejar dan menguasai ombak dengan sebilah papan. Amazon? Hawaii? Itu sih biasa. Di tempat-tempat itu, hanya ada sedikit gelombang. Tapi kalau , Sungai Kampar? Asyiknya bisa rame-rame.
BACA JUGA: Kemenpar Tingkatkan Mutu SMK Pariwisata Hadapi MEA
Bono Tujuh Hantu, gelombang tujuh tingkat yang sudah melegenda, bisa ditaklukkan berjamaah. Itu terjadi lantaran Sungai Kampar bisa menciptakan 21 buah gelombang secara bersamaan. Sehingga jika puncak Bono, 21 surfer bisa berselancar bersamaan.
Alasan itulah yang membuat James Cotton, peselancar Australia berhasrat untuk memecahkan rekor dunia surfing di Sungai Kampar. Hasilnya? Pada 9-12 Maret 2015, Cotton berhasil memecahkan rekor surfing individu selama 1,2 jam dengan jarak tempuh 17,2 km.
Bahkan saat berkolaborasi bersama Roger Gamble dan Zig van Sluys, Cotton juga sukses memecahkan rekor dunia tim dengan jarak surfing sejauh 37,2 km dalam waktu 1 jam 5menit.
“Tantangan ini tak bisa dijumpai di tempat-tempat lain. Hanya di Sungai Kampar saja yang bisa begitu. Itu sebabnya pada 4-9 April nanti, Sungai Kampar bakal kembali ramai. Ada 20 peselancar Eropa dan Amerika yang sudah ancang-ancang ingin menaklukkan Gelombang Bono di sana,” terang Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Pelalawan, Zulkifli, Rabu (30/3).
Kedatangan 20 peselancar Eropa dan Amerika Serikat tentu saja punya daya pikat yang tinggi. Apalagi, rombongan peselancar tingkat dunia itu dipimpin Anton Nicholas, peselancar yang sudah banyak menaklukkan beragam ombak di berbagai penjuru dunia.
"Peselancarnya memang hanya puluhan. Tapi biasanya mereka membawa massa yang banyak. Okupansi hotel biasanya penuh kalau ada peselancar dunia yang berselancar di Sungai Kampar. Kami terus mencari dan gali potensi-potensi wisata di daerah seperti wisata ombak Bono. Dan kami akan terus gaungkan sampai ke manca negara," timpal Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Riau Fahmizal Usman.(ray/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bea Cukai Gagalkan Penyelundupan Ratusan Botol Miras ke Medan
Redaktur : Tim Redaksi