Seorang pria Iran yang mengajukan permohonan untuk tinggal di Australia ditolak karena pihak berwenang tidak percaya ia benar-benar masuk Kristen. Ia kalah dalam perkaranya di Pengadilan Tinggi melawan sistem visa perlindungan jalur cepat.

Sepotong bukti kunci yang digunakan untuk membuat keputusan adalah kehadiran pria itu di gereja menurun dalam beberapa tahun terakhir.

BACA JUGA: Kota di Australia Ini Nyaris Tanpa Kriminalitas

Namun, pria itu mungkin tetap di Australia untuk mengajukan banding atas keputusan tersebut dengan alasan lain.

Pria itu menantang proses visa jalur cepat yang disiapkan untuk membersihkan jaminan cadangan pelamar, yang tiba di Australia dengan kapal antara Agustus 2012 dan Januari 2014.

BACA JUGA: Film Pendek dari Melbourne Diputar di Festival Cannes

Pria itu tiba dengan perahu, dan berargumen dia tidak boleh dikirim kembali ke Iran karena dia akan dianiaya karena masuk agama Kristen.

Kasusnya ditinjau oleh Otoritas Penilaian Imigrasi, yang menolak permohonannya.

BACA JUGA: Rencana Markas Baru Google di Sydney Ditolak

Kunci untuk kasusnya adalah bukti dari pendeta di gerejanya, termasuk surat yang diberikan pria itu untuk menegaskan fakta ia menghadiri gereja di Melbourne.

Namun dalam pembicaraan telepon lanjutan dengan pegawai pemerintah yang menilai kasusnya, pendeta itu mengatakan pria itu telah menghadiri gereja, tetapi kehadirannya menurun secara signifikan selama dua tahun terakhir.

Pendeta itu mencatat penurunan kehadiran bertepatan dengan kepindahan pria itu ke pinggiran kota lain.

Delegasi kemudian membuat keputusan untuk menolak visa pria itu, dengan alasan konversi ke Kristen tidak sungguh-sungguh.

Pria itu tidak pernah diberi rincian pembicaraan telepon, atau diberi kesempatan untuk menanggapi.

Pengacaranya dari Victoria Legal Aid membawa kasus itu, dengan alasan pria itu diperlakukan tidak adil, karena ia tidak diberi kesempatan untuk menjawab informasi yang digunakan untuk membuat keputusan.

Namun, Pengadilan Tinggi menganggap otoritas telah melaksanakan kebijakannya secara tepat, dan menolak permohonan pria itu.

Chelsea Clark dari program migrasi Victoria Legal Aid mengatakan sistem peninjauan jalur cepat tetap merupakan proses yang tidak adil.

"Sistem peninjauan jalur cepat adalah metode pengambilan keputusan pemerintah yang unik dan sempit yang kurang adil, dan kurang menyeluruh, daripada proses yang digunakan jutaan orang Australia setiap tahun untuk meninjau keputusan pemerintah yang memengaruhi mereka," katanya.

"Dalam kasus klien kami, Pengadilan menemukan bahwa delegasi tidak melanggar kewajiban hukum di bawah S57 untuk memberikan klien kami kesempatan untuk mengomentari informasi yang merugikan."

Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ibu Tunggal Di NSW Ini Adopsi 50 Anak

Berita Terkait