jpnn.com, BINTAN - Aparat penegak hukum diminta bersikap tegas dalam menangani pencemaran limbah minyak hitam yang kerap terjadi di perairan Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau.
Ketua LAM Bintan Mustafa Abbas mengatakan permasalahan pencemaran limbah minyak hitam, yang diduga berasal dari pencucian tangki minyak kapal dengan kapasitas besar, sudah terjadi sejak puluhan tahun lalu, tetapi sampai sekarang belum teratasi.
BACA JUGA: 25 Pasangan Bukan Suami Istri Lagi Asyik Berduaan di Kamar, Tiba-Tiba Digedor Polisi
Setiap musim angin utara, seperti saat ini, limbah minyak hitam, masih mencemari kawasan pesisir Bintan.
Bahkan, limbah minyak itu mencemari kawasan pariwisata di Pantai Trikora dan Lagoi. Limbah minyak itu sulit dibersihkan bila terkena kaki maupun tangan sehingga wisatawan kerap mengeluhkan persoalan itu.
BACA JUGA: Tepergok Warga Berduaan Bareng Pacar di Rumah, Oknum Polisi Didenda Ratusan Sak Semen
"Kami minta aparat yang berwenang bersinergi dalam menuntaskan permasalahan ini. Pengawasan yang ketat di kawasan perbatasan perlu dilakukan, di samping tindakan tegas," ujarnya di Bintan, Selasa (14/12).
Mustafa mengemukakan permasalahan limbah minyak hitam sudah berulang kali dilaporkan Pemkab Bintan dan Pemprov Kepri ke pemerintah pusat. Namun sampai saat ini belum diketahui siapa pelakunya.
BACA JUGA: Limbah Minyak Cemari Pantai, Resort di Lagoi Bintan Merugi Miliaran Rupiah
"Ada informasi limbah itu berasal dari kapal asing," katanya.
Warga kerap menemukan limbah minyak hitam yang masih berada di dalam karung di sejumlah kawasan pesisir Bintan.
Karung-karung yang berisi minyak hitam kemungkinan hancur terhempas gelombang sehingga limbah tersebut berserakan di perairan Bintan.
"Kami ingin permasalahan ini diselesaikan sampai ke akar-akarnya agar tidak terulang lagi pada musim angin utara selanjutnya," ucapnya.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bintan kerap menerima laporan pencemaran limbah minyak hitam terjadi di pantai kawasan wisata Lagoi dan Pantai Trikora.
Sejumlah pengelola pantai dan resort di Bintan juga mengeluhkan soal pencemaran limbah minyak hitam kepada pemerintah.
Presiden LSM Air, Lingkungan, dan Manusia (ALIM), Kherjuli berharap pemerintah segera menangani permasalahan itu. Limbah itu juga mengganggu ekosistem perairan.
BACA JUGA: Marbut Masjid Curiga Air di Kamar Mandi Jalan Terus, Lalu Diintip, Astaga, Ternyata
"Tidak hanya merusak, melainkan juga dapat mengganggu perkembangan ekosistem di perairan Bintan," katanya.(antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Budi