Seorang warga Sydney memberikan dukungan pada penyerangan kantor majalah Charlie Hebdo lewat ceramahnya. Ia pun kini terancam dengan hukum yang berlaku di Australia.

Kepolisian Federal Australia mengkonfirmasi telah melakukan penyelidikan terhadap Junaid Thorne, warga Sydney.

BACA JUGA: Makin Banyak Tikus Berkeliaran di Sydney

Pria berusia 25 tahun ini bisa terancam melanggar salah satu pasal dalam Undang-Undang Persemakmuran.

Thorne pindah dari Perth ke Sydney pada akhir tahun lalu. Ia pernah dikenal karena mengatakan mendukung nilai-nilai yang dimiliki oleh Negara Islam.

BACA JUGA: Mengenal Seni Tattoo yang Semakin Populer di Australia

Dalam beberapa hari terakhir, ia mendapat kecaman keras di jejaring sosial. Pasalnya ia mengatakan bahwa menghina nabi akan mendapatkan reaksi.

BACA JUGA: Mengabadikan Pernikahan Jawa di Melbourne dan Sydney

Thorne pernah pindah ke Arab Saudi bersama suaminya saat ia berusia sembilan tahun dan tinggal disana selama 14 tahun. Ia dideportasi di tahun 2013 karena memprotes putusan pengadilan yang membuat kakaknya dipenjara.

Kakaknya, Shayden Throne, pernah ditangkap dengan tuduhan melakukan aksi teror dan dipenjara selama empat setengah tahun di Arab Saudi.

Junaid Throne sudah berkeliling Australia untuk memberikan sejumlah ceramah, yang dianggap beraliran garis keras.

Ia mengaku Numan Haider, yang ditembak polisi di Melbourne pada bulan September, adalah salah satu pengikutnya.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Cara Unik Mengajak Warga Untuk Hidup di Pedesaan Australia

Berita Terkait