jpnn.com, MALANG - Jumlah peserta Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Nasional (SBMPTN) di tiga perguruan tinggi negeri (PTN) yang ada di Malang, Jatim, tahun ini lebih banyak dibanding tahun lalu.
Dipastikan, persaingan makin ketat. Terlebih, khusus yang ingin masuk Univesritas Brawijaya (UB), juga tidak ada lagi jalur mandiri dengan tes tersendiri seperti tahun lalu. Tahun ini, jalur mandiri di UB diubah dengan menggunakan hasil ujian SBMPTN.
BACA JUGA: Kabar Baik untuk Peserta SBMPTN
Lalu berapa jumlah pendaftar SBMPTN yang memilih 3 PTN di Malang? Dari hasil pendaftaran yang resmi ditutup sekitar pukul 16.00, Selasa (9/5), total pendaftar SBMPTN yang memilih tiga PTN di Malang (UB, UM dan UIN) menembus angka 149.799 pendaftar.
Mereka berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Padahal untuk kuota 3 PTN di Malang hanya 10.633 kursi.
BACA JUGA: Hari Ini Pendaftaran SBMPTN, Tersedia 128 Ribu Kursi
Dengan demikian, jika dihitung secara kasar, peserta yang ingin lolos harus bisa mengalahkan 14 pendaftar lainnya. Meskipun dalam praktiknya bisa kurang dan bisa lebih.
Tergantung jurusan yang dipilih, karena ada jurusan yang diminati banyak pendaftar dan ada juruan yang sepi peminat.
Kemudian, dari jumlah tersebut, pendaftar SBMPTN di UB mencapai 91.652 pendaftar. Jumlah tersebut melonjak dari tahun lalu yang hanya sekitar 80.000 orang.
Ketua Panitia Lokal (Panlok) 55 Malang, Prof Kusmartono sudah memprediksi lonjakan pendaftar itu sejak awal pembukaan pendaftaran SBMPTN.
Karena, UB mulai tahun ini menggunakan nilai hasil tes SBMPTN untuk penerimaan jalur mandiri. Sehingga tidak ada lagi tes terpisah untuk jalur Mandiri UB.
”Peserta yang hanya mengandalkan jalur penerimaan Mandiri tetap harus mendaftar dan ikut tes SBMPTN. Sebab, nilai itu yang digunakan untuk seleksi Mandiri,” jelas pria yang akrab disapa Kus itu.
Wakil Rektor 1 UB itu menambahkan, selama ini lebih dari 40 persen peserta jalur Mandiri UB tidak ikut SBMPTN karena hanya mengandalkan jalur Mandiri. ”Dengan kebijakan yang baru, sudah tidak bisa seperti itu,” tambahnya.
Dikatakannya, peminat SBMPTN di UB totalnya mencapai 91.652 orang dari seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, pendaftar yang memilih UB sebagai pilihan pertama sebanyak 32.573 peserta, pilihan kedua sebanyak 33.298 peserta, dan pilihan ketiga sebanyak 25.781 peserta.
Sedangkan daya tampung UB untuk SBMPTN dari 10.000 total calon mahasiswa baru adalah 70 persen yakni sekitar 7.000 peserta. Jumlah ini total maba yang diterima UB menurun dari tahun sebelumnya yang mencapai 12.000 kursi.
Kemudian untuk peminat SBMPTN di Universitas Negeri Malang (UM) sebanyak 47.442 pendaftar. Untuk pilihan pertama yakni sebanyak 13.710 peserta, pilihan kedua sebanyak 16.671 peserta, dan pilihan ketiga sebanyak 17.061 calon mahasiswa.
Padahal jumlah kuota yang disediakan UM untuk SBMPTN hanya 2.710 kursi saja. Meski demikian, di UM masih ada jalur mandiri yang akan dibuka setelah pengumuman SBMPTN.
Sedangkan, di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang pendaftar SBMPTN tembus 10.705. Jumlah ini naik dibanding tahun lalu yang mencapai 10.540 orang.
Menurut Wakil Rektor 1 UIN Maliki, Dr HM Zainuddin MA hal itu membuktikan masyarakat masih menjadikan SBMPTN sebagai jalur utama masuk perguruan tinggi negeri.
Peminat SBMPTN di UIN Maliki untuk pilihan pertama yakni sebanyak 2.277 peserta, pilihan kedua sebanyak 3.408 peserta, dan pilihan ketiga sebanyak 5.020 peserta.
Sedangkan kuota yang dibutuhkan sebanyak 923 mahasiswa. Sama dengan UM, di UIN juga masih ada penerimaan maba dari jalur tes mandiri.
Sementara itu, untuk jumlah pendaftar SBMPTN yang tahun ini mengikuti tes di Kota Malang tercacat sebanyak 35.823 peserta. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan tahun lalu yang mencapai 34.374 pendaftar.
Karena peserta meningkat, maka tiga PTN itupun tidak mampu menampung seluruh pendaftar. Sehingga saat tes nanti panitia akan memanfaatkan sejumlah lembaga pendidikan.
Misalnya, untuk ujian bagi peserta Sosial dan Hukum (Soshum) akan dilaksanakan di kampus UB, untuk peserta Sains dan Teknologi (Saintek) ujian dilaksanakan di UM dan peserta campuran di UIN Maliki.
Membeludaknya jumlah peserta tes SBMPTN di Panlok 55 Malang khususnya pada kelompok ujian Saintek dan Soshum, menyebabkan kampus UB dan UM menambah tempat di luar kampus. UM sudah memastikan menambah di 16 lokasi lainnya.
Yaitu SMPN 4, SMKN 2, SMKN 3, SMAN 1, SMAN 3, SMAN 4, MtsN 1, MAN 3, SMKN 4, SMAN 5, Universitas Katolik Widya Karya, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kampus 2, SMA Lab UM, SMA Panjura Kelud, SMP Lab UM, dan SMPN 6. Sedangkan UB, menambah lokasi ujian di SMAN 8, SMAN 9, Universitas Widyagama, dan STIE Malangkucecwara.
Dari 35.823 peserta itu terdiri dari peserta kelompok ujian Sains dan Teknologi (Saintek) sejumlah 15.601 orang, kelompok ujian Sosial dan Hukum (Soshum) sejumlah 16.432, dan peserta kelompok ujian campuran sejumlah 3.790 orang.
Dari total peserta tersebut, yang ujian menggunakan kertas/Paper Based Test (PBT) sebanyak 34.243 orang. Sedangkan peserta yang ujian menggunakan komputer/ Computer Based Test (CBT) sebanyak 1.580 orang.
Dengan demikian pada ujian SBMPTN pada 16-18 Mei mendatang Kota Malang bakal dipadati oleh para pendaftar PTN.
Jumlah tersebut, belum termasuk siswa yang lolos Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Sebab, peserta yang lolos SNMPTN juga akan melaksanakan validasi data dan daftar ulang di hari yang sama di PTN masing-masing.
Yang mana, julah pendaftar yang lolos jalur SNMPTN ada 6.167 orang. Dengan perincian, di UB 3.083 peserta, di UIN Maliki ada 816 peserta dan UM ada 2.268 peserta. Praktis akan ada lebih dari 40.000 siswa yang memenuhi Kota Malang pada hari tersebut.
Ketua Informasi dan Publikasi UM Aminarti Sri Wahyuni mengatakan kebijakan tersebut sudah dilakukan beberapa tahun lalu.
”Tes SBMPTN dilakukan bersamaan dengan daftar ulang peserta lolos SNMPTN agar tidak ada calon mahasiswa yang bercabang,” kata Yuni sapaan akrabnya, seperti diberitakan Radar Malang (Jawa Pos Group). (viq/lid)
Redaktur & Reporter : Soetomo