Pendapat Ekonom soal Masuknya Bankir Mandiri ke Direksi BNI

Sabtu, 05 September 2020 – 20:50 WIB
Logo BNI. Foto: Zarqoni Maksum/antara

jpnn.com, JAKARTA - Perubahan besar terjadi pada susunan manajemen PT Bank Negara Indonesia Tbk (Persero) saat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Rabu (2/9) lalu.

Hal ini juga menjadi sorotan karena ada lima bankir dari Bank Mandiri masuk menjadi direksi BNI.

BACA JUGA: Jadi Dirut BNI, Royke Tumilaar Bilang Begini

Kelima direktur baru BNI yang berasal dari Bank Mandiri itu adalah Royke Tumilaar yang dipercaya menjadi Direktur Utama BNI menggantikan Herry Sidharta.

Lalu, ada Silvano Winston Rumantir, yang ditunjuk menjadi Direktur Corporate Banking BNI. Muhamad Iqbal yang dipercaya menduduki posisi Direktur Bisnis UMKM BNI.

BACA JUGA: Berkat Program PEN, Usaha Debitur KUR Bank Mandiri Kembali Bangkit

Ada pula Novita Widya Anggraini yang mengemban amanah sebagai Direktur Keuangan BNI. Serta, David Pirzada sebagai Direktur Manajemen Risiko BNI.

Ekonom dari Universitas Bina Nusantara (Binus) Muhammad Doddy Ariefianto menyebutkan bahwa masuknya lima bankir Mandiri ke susunan direksi BNI harus dilihat secara objektif.

BACA JUGA: Gandeng BNI Syariah, Kemenkop UKM Segera Salurkan KUR Rp 700 Miliar

Menurut dia, dalam penempatan direksi sebuah perusahaan BUMN, pemerintah sebagai pemegang saham pasti sudah melakukan proses seleksi yang ketat. Biasanya, tim seleksi yang mempertimbangkan seseorang layak dipilih menjadi pimpinan di sebuah BUMN.

"Saya pun meyakini, semua itu menjadi pertimbangan utama Menteri BUMN, yang notabene juga merupakan profesional businessman," kata Doddy dalam keterangannya, Sabtu.

Dia juga menyebut bahwa keberadaan bankir-bankir Bank Mandiri di sejumlah perusahaan BUMN maupun swasta, sejatinya sudah ada sejak dahulu.

Sejak 2006, kata dia, sejumlah bankir Bank Mandiri sudah dipakai di berbagai entitas bisnis sebagai tenaga profesional.

Bahkan, banyak bank-bank kecil juga dipimpin mantan bankir Bank Mandiri. Dengan kata lain, sejak dulu bankir Bank Mandiri memiliki skill, kapabilitas dan integritas yang mumpuni untuk menjadi pimpinan di sebuah lembaga, baik di entitas perbankan maupun non bank.

“Ini kembali ke garis tangan person bankir itu sendiri. Kebetulan, memang lima bankir Bank Mandiri yang terpilih menjadi direksi BNI. Jadi kenapa mesti diributkan?" tambah dia.

Selain itu, sambung Doddy, sejumlah mantan bankir Mandiri yang masuk ke sejumlah perusahaan pelat merah, juga tidak sepenuhnya mengawali karirnya di Bank Mandiri.

Contohnya Pahala Mansyuri, Direktur Utama Bank BTN. Sebelumnya, Pahala juga pernah berkarir sebagai konsultan dan selanjutnya berkarir di Pertamina dan Garuda Indonesia.

Beberapa bankir Mandiri yang menjadi petinggi di lembaga pemerintahan, juga tidak murni berkarir di Bank Mandiri. Mereka hanya berlabuh di Bank Mandiri selama beberapa tahun. Sebelumnya justru mereka berkiprah di lembaga keuangan swasta.

Doddy mencontohkan mantan bankir Bank Mandiri yang kini menjabat sebagai Wakil Menteri BUMN, yakni Budi Gunadi Sadikin dan Kartika Wirjoatmodjo.

“Jadi jangan ada sentimen ke lembaga tempat mantan bankir itu berkarir sebelumnya. Seharusnya, rotasi ini bisa memacu bankir lain, agar bisa menjadi besar seperti bankir Bank Mandiri,” tandas Doddy. (cuy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler