“Kita tidak tahu persis berapa penderita TBC di Kalbar. Kita punya asumsi saja,” ujar dr Honggo Simin, MKes, Kepala Bidang P2PL Dinkes Kalbar.
Asumsi Dinkes, dari seratus ribu orang ada 210 orang yang memiliki TBC menuluar. Namun perkiraan ini pun menurut Honggo masih belum valid. “Ini hanya asumsi data, sulit untuk tahu jumlah penderita TBC. Bisa tapi kita harus mendatangi semua keluarga dan memeriksa apakah ada anggota keluarga yang terkena TBC atau tidak,” ungkap dia.
Namun berdasarkan data Dinkes, suspek TB yang tertangani di Kalbar selama tahun 2011 ada 5.677 orang. Kabupaten Sambas menjadi yang tebanyak dengan 821 orang disusul Kota Pontianak 783 orang. Paling kecil ditemukan di Kabupaten Kayong Utara dengan 95 orang saja.
“Padahal target kita di Kalbar tahun 2011, harus 9000 orang yang tertangani, namun kira baru bisa 5000-an saja. Berarti hanya sekitar 51 prersen tercapai,” ujar Neneng risawiyani, pengelola program TB Dinkes Kalbar membeberkan data. Oleh karena itu, dilanjutkam Honggo, jika seseorang merasa terkena gejala TBC, sebaiknya cepat diperiksakan sebelum hal itu menjadi akut.
“Datang saja ke Puskesmas terdekat dan periksakan. Penyakit ini sangat bisa sembuh dan obatnya sudah banyak dan murah,” ujarnya. Dijelaskan dia gejala TBC adalah demam tidak terlalu tinggi, berat badan turun, keringat pada malam hari dan nafsu makan yang menurun. Gejala lain berupa batuk-batuk kronis, nyeri dada bahkan sampai batuk darah merupakan gejala TBC paru.
Untuk mencegah TBC menular menurutnya harus dilaksanakan oleh para penderita dan orang yang tidak. Mereka yang terkena TBC sebaiknya jangan membuang dan sembarangan, dan kalau sudah parah sebaiknya memakai masker. Sementara masyarakat lain senantiasa menjaga pola hidup sehat. “Pola hidup yang tidak bersih dan infkesi mendorong bakteri itu untuk masuk ke tubuh kita,” jelas Honggo.
Sebagai informasi, penyakit TBC adalah merupakan suatu penyakit yang tergolong dalam infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Penyakit TBC dapat menyerang pada siapa saja. Di Indonesia khususnya, penyakit ini terus berkembang setiap tahunnya dan menjadi salah satu negara terbanyak di dunia dalam masalah penyakit TBC ini. Penyakit ini mudah menular, seperti halnya flu biasa dan cepat menyebar pada orang-orang yang hidup bersama penderita. Setiap tanggal 24 Maret diperingati sebagai hari TBC se dunia sebagai usaha untuk menuntaskan penyakit ini, dan diperkirakan tahun 2060 dunia sudah bebas sama sekali dari penyakit ini.(ars)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga Sembako Terlanjur Naik
Redaktur : Tim Redaksi