Penderitaan Muslim Ukraina Berpuasa di Tengah Invasi Rusia

Senin, 04 April 2022 – 18:55 WIB
Pemandangan menunjukkan daerah perumahan yang rusak akibat penembakan saat serangan Rusia di Ukraina berlanjut, di kota Irpin, di wilayah Kyiv, Ukraina, Selasa (29/3/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Serhii Mykhalchuk/foc/sad.

jpnn.com, JAKARTA - Para pemimpin minoritas umat Islam di Ukraina mengaku kesulitan menjalani ibadah puasa pada bulan Ramadan akibat serangan Rusia.

Mereka menyebut serangan Rusia telah menghancurkan infrastruktur dan mengganggu ketersediaan pasokan bahan pokok.

BACA JUGA: Mantas Kvedaravicius Jadi Korban Perang di Ukraina, Masyarakat Lithuania Berduka

“Sejak tahun 2014 umat Islam di Ukraina, terutama di Krimea kesulitan untuk beribadah. Tiga masjid dihancurkan, dan sekarang untuk menjalankan ibadah saja, mendapatkan air pun sulit. Ibadah selama Ramadan akan sulit,” kata Mufti (pemimpin umat Islam, red) Ukraina Sheikh Said Ismagilov dalam sebuah video dari sebuah diskusi bertajuk 'Apa betul Naziisme berkembang di Ukraina?'

Diskusi tertutup melalui aplikasi zoom tersebut digelar Center of Communication Crisis and Conflict (C4) Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sahid (Usahid) Jakarta dan Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI) pada akhir Maret lalu.

BACA JUGA: Jadi Mualaf, Clarence Seedorf Punya Cerita Unik di Puasa Ramadan Pertamanya

Berdasarkan agama, populasi Ukraina didominasi oleh Kristen Ortodoks sementara muslim hanya berjumlah sekitar 4 persen dari populasi di Ukraina.

Kebanyakan warga Ukraina adalah kaum Tatar Krimea dan tinggal di semenanjung Krimea.

BACA JUGA: Maksim Levin Gugur Meliput Perang di Ukraina, Kami Turut Berduka

Di Kota Kiev, ada sekitar 50 ribu warga muslim, termasuk dari mereka merupakan warga yang berasal dari luar negara.

Mereka memiliki Masjid Ar-Rahma di jantung kota yang menjadi simbol persaudaraan dan perdamaian.

Badan Urusan Agama Islam Ukraina (DUMA) menyatukan seluruh komunitas muslim lokal dan luar negeri yang berada di Ukraina.

DUMA yang menjadi anggota tetap dari Dewan Keagamaan dan Tempat Ibadah Seluruh Ukraina terus berupaya menyebarkan ajaran Islam yang benar guna melawan ideologi ektrimis.

Sebab, saat ini ideologi ekstrimis kerap disematkan kepada Islam oleh sebagian orang.

DUMA melibatkan diri dalam berbagai konferensi, simposium, serta berpartisipasi dalam pembentukan dialog lintas agama.

Kehidupan masyarakat Muslim Ukraina di wilayah semenanjung Krimea mendapat tekanan hebat sejak 2014 ketika Rusia mendukung pemberontakan kelompok separatis mayoritas etnis Rusia beragama Kristen Ortodoks.

Menurut Mufti komunitas Islam Krimea Sheikh Aider Rustemov, komunitas Islam Krimea Tartar hidup damai berdampingan setelah Ukraina merdeka dari Uni Soviet, namun hal tersebut berubah drastis sejak Rusia menginvasi wilayah Krimea.

Dia menceritakan banyak terjadi perusakan dan pelecehan rumah ibadah yang dilakukan tentara Rusia sehingga masyarakat protes.

Namun, hal tersebut dibalas dengan serangan berupa penangkapan, penyiksaan, dan pembunuhan sejumlah umat Islam.

Akibat tekanan tersebut, banyak Muslim Tartar di Krimea meninggalkan semenanjung menuju daratan Ukraina dan Turki.

Pemerintah Turki mengaku siap menerima dan mengakomodasi pengungsi Tatar Krimea yang memiliki ikatan bahasa dengan orang Turki.

Ternyata, penindasan terhadap kelompok minoritas Muslim Tartar Krimea saat ini bukan pertama kali terjadi.

Pada 1944, sedikitnya 190 ribu orang dideportasi ke Asia Tengah atas tuduhan bekerja sama dengan Nazi Jerman selama Perang Dunia II.

Separuh di antaranya tewas karena kelaparan dan mereka yang mencoba kembali pulang ke Semenanjung Krimea dihukum 20 tahun penjara, sementara yang selamat selama beberapa dekade terus hidup tetapi dianggap sebagai pengkhianat.

“Saat ini, umat Islam banyak direpresi oleh tentara Rusia. Hal ini terjadi akibat kepentingan geopolitik suatu pihak. Segala hal diskriminasi yang dilakukan Rusia ini dapat digolongkan sebagai fasisme dan nazisme,” tutur Sheikh Aider Rustemov.

Dia menegaskan saat ini Muslim Tartar dan bangsa Ukraina berjuang demi kemerdekaan.

“Kepada Muslim Indonesia, sebagai sesama saudara, saya meminta doa dan dukungan untuk kemerdakaan umat Muslim di Ukraina,” tandas Rustemov. (mcr9/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ukraina Rebut Kota Bucha, Tentara Rusia Tinggalkan Pemandangan Mengerikan di Halaman Gereja


Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Dea Hardianingsih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler