jpnn.com, JAKARTA - Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) RI, Ace Hasan Syadzily menilai ada beberapa poin terkait pendidikan karakter bangsa dalam konsep Asta Cita.
Pertama adalah penguatan nilai-nilai luhur Pancasila seperti gotong royong, toleransi, keadilan, dan semangat kebangsaan, ke dalam kehidupan sehari-hari.
BACA JUGA: Pantau Kelancaran Libur Nataru, BKI Turut Tinjau Penyeberangan Ketapang-Gilimanuk
Kedua adalah Pembangunan karakter holistik yang tidak hanya berfokus pada pengembangan intelektual, tetapi juga emosional, sosial, dan spiritual.
“Pendekatan holistik ini bertujuan menciptakan individu yang seimbang dalam berpikir, bersikap, dan bertindak,” ujarnya.
BACA JUGA: Sukseskan Visi Asta Cita Presiden, PLN Indonesia Power Lakukan Berbagai Terobosan
Poin ketiga adalah penanaman disiplin dan tanggung jawab dalam menjalankan tugas, menghormati aturan terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan negara.
Keempat adalah pembentukan moral dan etika seperti kejujuran, empati, dan integritas dalam setiap aspek kehidupan.
BACA JUGA: Optimalkan Pemanfaatan Kecerdasan Buatan, Komdigi Perkuat Sinergi dengan Kampus
Kelima penguatan nilai cinta tanah air dan nasionalisme melalui pemahaman sejarah, budaya, dan perjuangan bangsa, serta mendorong peran aktif dalam pembangunan nasional.
Keenam adalah pendidikan berbasis kearifan lokal dari berbagai daerah di Indonesia untuk memperkuat rasa identitas dan kebanggaan sebagai bangsa yang beragam.
Ketujuh pendidikan karakter bangsa yang bertujuan mempersiapkan generasi muda yang adaptif terhadap perkembangan zaman, tanpa melupakan jati diri dan budaya bangsa.
“Tak kalah penting dan ini menjadi poin selanjutnya adalah penguatan peran pendidikan dan keluarga. Ini menjadi pilar utama dalam membentuk karakter individu. Lingkungan yang kondusif harus diciptakan untuk menanamkan nilai-nilai positif sejak dini,” tutur Ace.
Terakhir adalah implementasi program-program yang lebih konkret seperti kegiatan ekstrakurikuler, pelatihan kepemimpinan, pengabdian masyarakat, dan pendekatan kurikulum yang berbasis nilai.
Pendidikan karakter bangsa, kata Ace merupakan pondasi untuk menciptakan generasi yang mampu menjaga integritas dan martabat bangsa, serta menjadikan Indonesia sebagai negara yang bermartabat di kancah global.
“Namun, upaya ini membutuhkan komitmen dari semua pihak, baik pemerintah, masyarakat termasuk dunia pendidikan,” katanya.
Penguatan karakter bangsa bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab bersama.
Budayawan, pendidik, tokoh agama, dan masyarakat umum memiliki peran penting dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari.
“Dengan bekerja bersama, Indonesia dapat menjadi bangsa yang tidak hanya kuat secara ekonomi, tetapi juga memiliki karakter yang kokoh untuk menghadapi tantangan apa pun di masa depan,” seru Ace.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada