Pendidikan, Sarana Paling Efektif Pertahankan Pancasila

Minggu, 05 Juni 2011 – 20:35 WIB
NUSA DUA - Pemerintah, tokoh politik dan tokoh masyarakat, memandang bahwa Pancasila harus dipertahankanSehubungan dengan itu, cara yang dinilai paling efektif untuk mempertahankan Pancasila adalah melalui pendidikan.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh, usai membuka 'Ministerial Forum and Conference on System Assessment and Benchmarking for Education Result (SABER)', di Bali International Conference Center, Westin Hotel, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Minggu (5/6)

BACA JUGA: Pramuka Gelar Jambore Nasional ke-9 di Sumsel

"Pancasila ini harus dipertahankan
Terus persoalannya adalah, bagaimana mempertahankan Pancasila

BACA JUGA: Soal Angaran Pendidikan, Indonesia Dianggap Lakukan Lompatan

Dari hasil survei menunjukkan, cara paling efektif (adalah) melalui dunia pendidikan," kata M Nuh.

Namun persoalannya, lanjut Nuh, bukanlah hanya sekadar mengganti nama Pendidikan Kewarganegaraan (PPKN) yang di dalamnya sudah ada Pancasila
Akan tetapi katanya, persoalan mendasar adalah harus dilakukan reaktualitasi dan revitalisasi terhadap Pancasila

BACA JUGA: Semua Kalangan Bingung Terapkan Pancasila

"Kalau kita pegang suatu ideologi dan ideologi (itu) tidak comply dan tidak menjawab tantangan zaman, maka akan ditinggalkanOleh karena itu, harus dilakukan reaktualisasi," ujar Nuh.

Mantan Rektor ITS Surabaya ini pun berpendapat, di dalam melakukan reaktualisasi itu, tidak boleh ada monopoli sekelompok masyarakat, golongan tertentu, atau peroranganDalam proses itu juga menurutnya, harus dibuka dialektika publik baik melalui diskusi, seminar dan penanaman pemahaman kepada orang banyak.

"Setiap komponen bangsa bisa memberikan kebersamaan dan makna yang tepatIntinya, tidak boleh ada satu institusi yang mengklaim, yang memonopoli, bahwa sayalah yang paling punya hak yang benar untuk menterjemahkan Pancasila," imbuhnya.

Sementara, pakar pendidikan Arief Rahman mengatakan, Pancasila harus secara struktur ditanamkan kepada anak-anakArtinya, meskipun tidak dalam namanya, tetapi butir-butirnya harus ada di dalam kurikulumLebih jauh, Pancasila menurutnya adalah harga mati dan tidak bisa ditawar, sehingga harus dimiliki setiap komponen bangsa Indonesia.

Tidak hanya secara terstruktur, kata Arief lagi, penanaman nilai Pancasila lebih jauh harus dilakukan secara kultural melalui pembiasaanDalam arti, sekolah harus membudayakan butir-butir Pancasila dalam kehidupan sehari-hari"Harus ada budaya sekolahAda pembiasaan kejujuran, keberadaban kepada manusia, sayang binatang, dan musyawarahDibiasakan, bukan diajarkan," tegasnya. (cha/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Komisi X DPR Bentuk Tim Independen


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler