jpnn.com - KAIRO - Seruan Menteri Pertahanan Abdel Fattah El Sisi terhadap massa promiliter agar turun ke jalan hari ini menuai reaksi keras Ikhwanul Muslimin. Kubu pendukung mantan Presiden Muhammad Mursi itu mengaku siap menandingi aksi massa promiliter selepas salat Jumat. Kemarin (25/7) pemerintah melipatgandakan keamanan.
Mohamed Badei, pimpinan Ikhwanul Muslimin yang kini buron, mengimbau para pendukung Mursi untuk melakukan unjuk rasa tandingan. Tetapi, dia berpesan kepada para demonstran agar menyuarakan aspirasi mereka dengan damai. "Kita harus membela kebebasan dan legitimasi kita serta menunjukkan perlawanan kita terhadap kudeta berdarah (3 Juli)," papar tokoh 69 tahun tersebut dalam pernyataan tertulis.
BACA JUGA: Kereta Keluar Rel, 78 Orang Tewas
Rabu (24/7) Sisi menyerukan kepada para pendukung pemerintahan sementara untuk turun ke jalan. Selanjutnya, unjuk rasa akbar itu akan menjadi mandat bagi militer untuk menindak para demonstran yang anarkistis. Kemarin media Mesir menggaungkan kembali seruan panglima angkatan bersenjata Mesir tersebut.
Surat kabar Al-Akhbar menuliskan imbauan Sisi itu sebagai banner di edisi halaman depan kemarin. "Pesan Sisi tersampaikan. Dan rakyat menjawab: kami memberikan mandat itu," tulis harian milik pemerintah tersebut.
Koran independen Al-Masry al-Youm pun menurunkan berita senada. Media cetak tersebut optimistis bahwa massa promiliter akan membanjiri jalanan kota-kota besar Mesir hari ini.
BACA JUGA: Pasarannya Nama George, Dari Raja sampai Karakter Kartun
Tamarod, kelompok anti-Mursi yang memprakarsai pelengseran awal bulan ini, juga mendukung Sisi. "Kami menyerukan kepada seluruh rakyat Mesir untuk berunjuk rasa di seluruh penjuru negeri dan meminta pemerintah untuk menyidang Mursi," papar jubir Tamarod yang identitasnya tidak disebut. Tamarod menyebutkan, seruan Sisi itu merupakan ajakan untuk memerangi terorisme.
Untuk mengantisipasi unjuk rasa akbar antardua kubu yang saling berseberangan itu, pemerintah melipatgandakan keamanan di ibu kota dan kota-kota besar Mesir yang lain. Mereka berharap dua kubu tersebut bisa menyuarakan aspirasi mereka dengan damai. Kendati demikian, sebagian besar personel keamanan tetap siaga di titik-titik strategis. Terutama, di Tahrir Square dan kawasan sekitarnya.
BACA JUGA: Ilmuwan Inggris Rencanakan Misi Manusia ke Mars
Tidak hanya memanaskan suhu politik di dalam negeri, seruan Sisi Rabu lalu juga menerbitkan kekhawatiran Amerika Serikat (AS) dan negara-negara sekutu. Tidak lama setelah jenderal 58 tahun itu mengimbau rakyat untuk memberikan mandat kepada militer, Washington berkomentar. "Kami sangat prihatin mendengar seruan panglima militer Mesir tersebut," ungkap salah seorang jubir Gedung Putih.
Terkait dengan perkembangan Mesir yang paling baru itu, pemerintahan Presiden Barack Obama juga memutuskan untuk menunda pengiriman jet tempur F-16 ke Negeri Piramida tersebut. Jubir Pentagon George Little menyatakan bahwa AS seharusnya mengirim empat F-16 pada pekan ini. Tetapi, rencana itu terpaksa ditunda karena kongres belum memutuskan sikap AS terhadap pelengseran Mursi.
Empat F-16 tersebut merupakan bagian dari transaksi 20 pesawat tempur antara AS dan Mesir. Sebelumnya, AS sudah mengirim delapan pesawat. Selanjutnya, 12 pesawat yang lain bakal dikirim secara bertahap. Selain empat yang seharusnya dikirim pada pekan ini, Washington mengirim delapan pesawat yang lain pada akhir tahun. Namun, untuk sementara, AS membekukan rencana pengiriman tersebut. (AP/AFP/CNN/hep/c15/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Calon Raja Inggris Diberi Nama George Alexander Louis
Redaktur : Tim Redaksi