Pendukung PS Ngada 'Geruduk' Markas PSSI

Kamis, 09 Januari 2020 – 13:46 WIB
Massa Garda NTT diterima Deputi Sekjen PSSI Dessy Afrianto. Foto: Humas Garda NTT for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pendukung PS Ngada yang berasal dari Gerakan Patriot Muda Nusa Tenggara Timur (Garda NTT) di Jakarta, menggelar unjuk rasa di depan Kantor PSSI, FX Sudirman, Jakarta, Rabu (8/1) sore.

Mereka kecewa, sebab sampai saat ini tidak terlihat hasil investigasi dari tim ad hoc yang dibentuk PSSI untuk menelusuri mafia bola di Liga 3.

BACA JUGA: FIFA Beri Sanksi PSSI Gara-Gara Sikap Suporter Bola di Indonesia

“Sudah hampir dua minggu dari aksi kami sebelumnya, tetapi belum ada hasil. Kami menghubungi Pak Joko Purwoko—anggota tim ad hoc investigasi— juga tidak dibalas. Kemana dia? Sebetulnya dikerjakan atau tidak,” ujar Ketua Garda NTT Yons Ebit dalam pesan elektronik yang diterima, Kamis (9/1).

Usai menggelar unjuk rasa, Garda NTT kembali bertemu perwakilan PSSI. Kali ini tak ada tim ad hoc investigasi. Deputi Sekjen PSSI Dessy Afrianto yang menemui pengunjuk rasa. Hanya saja, diskusi berjalan buntu.

BACA JUGA: Permintaan Shin Tae Yong kepada PSSI

“Kami tidak puas dengan pertemuan ini. Satu per satu seperti cuci tangan. Kami juga tidak bisa menemui petinggi PSSI. Kami akan kembali minggu depan,” ucap Ebit.

Sementara itu, Sekjen Garda NTT Marlin Bato mengatakan, PSSI sebagai lembaga tertinggi sepak bola Indonesia tidak sanggup menyelesaikan persoalan yang menimpa PS Ngada. Ia menduga peran mafia masih begitu kuat mafioso yang terjadi di manajemen PSSI 2019-2023.

“PSSI sebagai Lembaga tertinggi tidak sanggup menyelesaikan persoalan yang menimpa PSN Ngada tersebut, kami juga menduga begitu kuatnya mafioso-mafioso yang tercatat di kubu PSSI sehingga keadilan tidak kunjung kami dapatkan,” katanya.

Dalam aksinya massa kembali mendesak kasus dugaan mafia bola di Liga 3 yang mengorbankan PS Ngada untuk diusut tuntas. Mereka juga ingin perangkat pertandingan yang membuat data salah soal akumulasi kartu diberhentikan. Bahkan, Garda NTT mendesak Ketua dan Wakil Ketua Umum PSSI mundur serta pembekuan sementara federasi.

Sebelumnya Garda NTT juga menggelar aksi yang sama pada 20 Desember 2019 lalu. Mereka diterima pengurus PSSI yang diwakili tim ad hoc investigasi yang dibentuk. Tim diketuai Sonhadji (anggota Komite Eksekutif PSSI), menjanjikan akan memanggil pihak-pihak terkait kasus PSN.

PSN diketahui menerima sanksi pengurangan tiga poin dan gagal lolos ke babak 16 besar, Liga 3 nasional. Panitia Disiplin (Pandis) Liga 3 berpendapat PSN menurunkan pemain tidak sah yang sedang menjalani hukuman akumulasi kartu saat melawan Putra Sinar Giri, yakni Kiken Mentinus Wea. Namun, pihak PSN punya alasan tetap menurunkan Kiken.

Sang pemain tercatat tidak menerima kartu sebelumnya di laga versus Gaspa 1958 yang menyebabkan akumulasi. Artinya, Kiken dinilai tetap merupakan pemain yang sah untuk bisa diturunkan.

Janji PSSI untuk mengusut kasus tersebut hingga saat ini membuahkan hasil. Hal inilah yang membawa Garda NTT kembali berunjukrasa ke markas PSSI. (gir/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler