jpnn.com - jpnn.com - Kegagalan Semen Padang melaju ke final Piala Presiden 2017 benar-benar membuat pendukung tim berjuluk Kabau Sirah itu terpukul.
Pasalnya, mereka merasa kekalahan 5-3 dari Arema FC itu tak lepas dari beberapa keputusan aneh wasit yang menguntungkan tuan rumah.
BACA JUGA: Semen Padang Ikhlas Terima Hasil Drama di Kanjuruhan
Salah satu yang merasakan hal itu adalah tokoh muda Minang Andre Rosiade yang langsung hadir di Stadion Kanjuruhan Malang untuk mendukung Semen Padang kemarin malam, Minggu (5/3). Dia menilai ada yang tak beres dengan kinerja wasit.
Menurutnya, ada dua gol Arema yang offside, yakni di gol pertama dan gol keempat. Pada gol pertama, di tayangan ulang jelas-jelas terlihat Christian Gonzales sudah berada di belakang pemain Semen Padang. Lalu di gol keempat, posisi Gonzales di depan pengumpan. Ia menilai, Semen Padang jelas dirugikan.
BACA JUGA: Dua Pemain Baru Arema FC Belum Datang, Sabar ya
"Ini aneh. Semen Padang selalu dirugikan setiap bermain dengan Arema di laga krusial. Entah itu di Padang ataupun di Malang. Di babak delapan besar ISL 2014, pelanggaran di kotak penalti Arema justru diabaikan wasit, dan ada beberapa kejanggalan lainnya, seolah ada mafianya," kata Presiden Mahasiswa Universitas Trisakti era Reformasi ini, Senin (6/3).
Belum lagi soal Iwan Budianto. Andre mempertanyakan Iwan Budianto yang jelas-jelas ketua Panpel Piala Presiden ada di bench wasit.
BACA JUGA: Bomber 40 Tahun Ini pun Tampil sebagai Pahlawan Arema
"Harusnya, tempat itu kan untuk LGC, media officer, dan wasit cadangan. Ini sangat janggal dan menimbulkan multitafsir," kritiknya.
Andre mengaku tak ingin berprasangka buruk. Tapi, keberadaan Iwan di sana disebut Andre sangat tidak etis.
Andre khawatir, jika ini tak kunjung dituntaskan, bisa menjadi preseden buruk terhadap PSSI yang ingin membenahi sepak bola Indonesia.
Ia menyadari, pengelolaan sepakbola saat ini memang mengarah kepada industri. Tapi, industri tentunya tak harus mengorbankan sportivitas dengan menghalalkan segala cara demi keuntungan dari sepakbola. Untuk itu, ia meminta PSSI untuk memperhatikan perkembangan ini.
“Jangan sampai ini (kekalahan Semen Padang) demi rating televisi setelah tim besar lainnya, Persib Bandung rontok di semifinal lainnya. Jadi, dikhawatirkan, jika yang main di final adalah PBFC dan Semen Padang, mereka khawatir rating rontok. Jika memang demikian adanya, ini jelas salah besar. Jangan korbankan sportivitas dengan industri," ujarnya dengan nada tinggi.
Dengan kekalahan ini, Semen Padang gagal mengulang sukses tahun 2015 saat mampu menginjak babak final Piala Jenderal Sudirman. Di Piala Presiden tahun 2017 ini sendiri akan berhadapan Pusammania Borneo FC dengan Arema. (wid/rmol)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kami Butuh Aremania!
Redaktur & Reporter : Adil