Institut Menzies di Hobart, Australia, mengalokasikan hampir $ 1 juta untuk meneliti penyakit motor neuron (MND), dengan mengujicoba obat untuk gangguan stres pasca trauma, penderita skizofrenia dan epilepsi.
Dana sebesar $ 936.575 tersebut merupakan bagian dari $ 7,8 juta dari lembaga FightMND, yang diumumkan salah seorang pendiri yang juga mantan pemain footy AFL, Neale Daniher, yang menderita MND.
BACA JUGA: Pelaku Pencucian Uang Sindikat Narkoba Memohon Dihukum Ringan
Associate Professor Tracey Dickson, wakil direktur institut tersebut, mengatakan bahwa penelitian ini dapat membantu mengembangkan obat baru yang "memperlambat perkembangan MND".
"Hibah ini untuk mendanai program penelitian penyakit motor neuron selama tiga tahun," katanya.
BACA JUGA: Australia Kirim 30 Tentara Lagi ke Afghanistan
"Penelitian ini akan menggunakan model di lab namun tentunya kami berharap hal ini tersedia bagi mereka yang menderita MND," jelasnya.
Prof Dickson mengatakan penderita MND "kehilangan kemampuan untuk berbicara, kemampuan untuk bergerak dan, akhirnya, meninggal saat mereka kehilangan kemampuan untuk bernafas".
BACA JUGA: ELL: Membicarakan Tempat-tempat Favorit dalam Bahasa Inggris
"Ada ide bahwa penyakit motor neuron terjadi karena adanya ketidakseimbangan di otak antara rangsangan dan hambatan," katanya. Mantan pemain footy Neale Daniher menderita MND sejak 2013.
AAP: Tracey Nearmy
"Obat ini, yang disebut Neuropeptide Y, kami harapkan akan memulihkan keseimbangan tersebut," katanya.
"Hal ini diharapkan akan menghentikan penurunan yang terpicu di otak dan kemudian menyebar ke bagian lain dari sistem saraf pusat," jelas Prof. Dickson.
Dia Dickson mengatakan sejak seseorang didiagnosis biasanya harapan hidup mereka tinggal tiga dan lima tahun.
"Ini penyakit yang perkembangannya sangat pesat, jadi obat apapun yang bisa memperlambat proses degeneratif akan memberi orang pilihan untuk hidup lebih lama," katanya.
Prof Dickson mengatakan bahwa Neuropeptide Y telah digunakan secara eksperimental untuk beberapa penyakit berbeda akibat ketidakseimbangan di otak.
Dia menambahkan obat tersebut sedang diujicoba di Amerika Serikat untuk gangguan stres pasca trauma, yang bisa mempercepat penerapannya jika ada efek positif untuk MND.Efek samping
Seorang warga Hobart Iona Maguire (68), didiagnosis menderita penyakit ini pada bulan September lalu.
Maguire, yang sampai saat ini menjalani gaya hidup aktif, mengatakan bahwa penyakit ini telah memperlambatnya secara signifikan. Sementara perawatan yang terbatas menyebabkan ketidaknyamanan yang parah.
"Saya memakai Riluzole, yang merupakan satu-satunya obat di pasaran untuk MND, tapi saya tidak dapat mentolerir mual-mual itu," katanya.
"Ini tidak menyembuhkan, hanya perpanjangan [hidup] dan cukup singkat. Saya rasa efek sampingnya yang tidak sebanding," tambahnya.
Namun, penelitian yang dilakukan di Institut Menzies dapat memberikan alternatif bagi pasien.
Putri Maguire, Mary-Tabitha Wilkin, mengatakan bahwa penelitian ini mungkin tidak bermanfaat bagi situasi ibunya, namun tetap merupakn langkah yang tepat.
"Saya senang bahwa ada kemungkinan untuk pasien MND di masa depan," katanya.
"Mungkin tidak akan berdampak besar bagi kasus kami, tapi kami senang karena akan berdampak bagi yang lain," tambahnya.
Lebih dari 2.000 orang Australia diketahui menderita MND dan dua orang di antaranya meninggal setiap hari.
Diterbitkan Selasa 30 Mei 2017 oleh Farid M. Ibrahim dari berita di ABC News.
Lihat Artikelnya di Australia Plus
BACA ARTIKEL LAINNYA... Uluru Summit Desak Pembentukan Lembaga Perwakilan Masyarakat Aborijin Baru