Peneliti Eijkman Meyakini Vaksin Masih Ampuh Melawan COVID-19

Selasa, 15 Juni 2021 – 23:00 WIB
Vaksin Covid-19. Ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Kepala Lembaga Eijkman Bidang Penelitian Fundamental, Herawati Sudoyo mengatakan vaksin virus corona (Covid-19) yang tersedia saat ini masih ampuh melindungi diri dari penularan mutasi virus SARS-CoV-2.

Herawati menyebut sebagian besar produsen vaksin Covid-19 mencoba mencapai tingkat efikasi hingga 70 persen. Menurutnya, penelitian menunjukkan tak ada satupun vaksin Covid-19 yang tidak efektif menangkal mutasi virus corona.

BACA JUGA: Bea Cukai Terus Berikan Pelayanan Prima terhadap Importasi Vaksin Covid-19

“Kendati begitu, memang ada penurunan efikasi saat vaksin Covid-19 melawan mutasi virus Covid-19 ini. Namun hal itu tidak mengurangi makna perlindungan yang diberikan vaksin Covid-19 itu sendiri,” kata Herawati, Selasa (15/6).

Herawati mendorong para ilmuwan membantu meluruskan informasi keliru terkait vaksinasi Covid-19. Menurutnya, masyarakat harus mendapat pemahaman seputar vaksinasi, termasuk soal efek sampingnya.

BACA JUGA: Dorong Percepatan Vaksinasi, Puan Bawa Tambahan Vaksin untuk Warga Jateng

“Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) akibat vaksinasi COVID-19, misalnya. Hanya terjadi berapa persen dari sekian juta orang yang sudah divaksinasi. Akan tetapi hal-hal kecil inilah yang masuk pemberitaan dan menjadi besar. Saya pikir di sinilah porsi ilmuwan berbicara dengan data-data,” ujarnya.

Communication Specialist UNICEF, Rizky Ika Safitri juga menyarankan pemerintah menggunakan komunikasi sederhana yang mudah dipahami masyarakat. Langkah ini akan membantu menyukseskan program vaksinasi.

BACA JUGA: Terbitkan Izin Fasilitas Fiskal, Bea Cukai Soekarno Hatta Mempercepat Proses Impor Vaksin

Di sisi lain, pemerintah juga terus berupaya mendatangkan vaksin Covid-19 melalui beragam jalur untuk menyukseskan program vaksinasi.

Juru Bicara Vaksinasi Bio Farma Bambang Heriyanto, menyampaikan hingga akhir 2021, produsen vaksin seperti Sinovac sudah memberikan komitmen mengirimkan vaksin dalam bentuk bulk sejumlah 260 juta dosis.

Ada juga vaksin yang akan didatangkan dari jalur kerja sama multilateral atau fasilitas COVAX yang kini telah datang sebanyak 8 juta dosis.

“Kemudian kita juga punya sumber lain dari perjanjian bilateral dengan AstraZeneca dengan komitmen sebesar 50 juta, Novavac 50 juta, dan apabila dari COVAX kita bisa mendapatkan komitmen hingga 20 persen dari jumlah penduduk, kita bisa mencukupi kebutuhan dosis vaksin untuk herd immunity,” ujar Bambang. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler