Peneliti Eijkman: Tangani COVID-19, Pelajari Pandemi Influenza 1918

Minggu, 30 Agustus 2020 – 05:29 WIB
Ilustrasi, alat rapid test Covid-19 buatan dalam negeri. Foto: Ricardo/dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro menekankan perlunya menghilangkan egoisme keilmuan.

Ini untuk menciptakan berbagai hasil riset dan inovasi dalam mengatasi pandemi COVID-19.

BACA JUGA: COVID-19 Memang Sangar, Trump International Hotel Sampai Gulung Tikar

“Tidak boleh ada namanya egoisme keilmuan. Semua ilmu menurut saya harus diupayakan untuk bisa saling mengerti ilmu lainnya,” ujar Menteri Bambang, Sabtu (29/8).

Dia menambahkan semua disiplin ilmu harus saling mengisi untuk memecahkan berbagai persoalan bangsa. Kolaborasi dan sinergi dari berbagai pihak khususnya peneliti ataupun Lembaga Pemerintah Non-Kementerian (LPNK) di bawah Kemenristek/BRIN harus menjadi semakin kuat.

BACA JUGA: Pemerintah Pusat Ogah Membantu, Daerah Beli Vaksin COVID-19 Pakai Duit Sendiri

"Di situasi pandemi ini sinergi kolaborasi antar lembaga semakin kuat, tidak boleh ada hambatan yang membuat egoisme bidang ilmu apalagi egoisme institusi muncul," kata Bambang.

Saat ini lanjutnya, adalah waktu yang terbaik untuk menunjukkan bahwa semua ilmuwan, semua orang yang mempunyai kemampuan untuk bekerja bersama.

Sementara Wakil Kepala bidang Penelitian Fundamental LBM Eijkman Herawati Supolo-Sudoyo menyampaikan, untuk memahami pandemi baru COVID-19, masyarakat harus belajar dari kejadian sama yang pernah terjadi sebelumnya. Yaitu pandemi influenza pada 1918.

“Kita harus mencari tahu, memahami, dan menganalisis. Itu akan memperkuat pendalaman kita mengenai situasi saat ini dan cara penanganannya,” tandas Herawati yang juga ketua Komisi Ilmu Kedokteran dari Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI). (esy/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler