jpnn.com, JAKARTA - Masalah Bisphenol A atau dikenal dengan singkatan BPA pada kemasan masih mengemuka. Muncul juga istilah BPA free di iklan air minum dalam kemasan (AMDK).
Dosen dan peneliti di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor (IPB) Nugraha Edhi Suyatma menyampaikan kemasan yang tidak mengandung BPA itu belum tentu aman-aman saja.
BACA JUGA: Waduh, Hasil Uji Lab Air Kemasan Galon Sekali Pakai Ditemukan Kandungan Mikroplastik
"Isu BPA bisa memberikan kesalahan persepsi di konsumen bahwa kemasan guna ulang itu berbahaya, sedangkan kemasan plastik lainnya terkesan aman," ujar Nugraha Edhi Suyatma dalam keterangannya, Minggu (5/2).
Dia mencontohkan kemasan berbahan PET (Polyethylene Terephthalate) yang mengeklaim bebas dari BPA. Kemasan ini juga ada risikonya bagi kesehatan.
BACA JUGA: Pakar Tegaskan Tidak Ada Hubungan Autisme dengan Konsumsi Air Galon Polikarbonat
Di dalam kemasan PET itu, terang dia, ada kandungan antimon, asetaldehid, etilen glikol, dan lain-lain yang juga berbahaya.
Namun, kata Nugraha, risiko tersebut masih belum banyak diketahui masyarakat.
BACA JUGA: Inovasi Isi Ulang Air Galon Lintas Lantai
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melalui Peraturan BPOM Nomor 20 Tahun 2019 tentang Kemasan Pangan sudah mengatur batas migrasi dari zat-zat kimia yang ada dalam kemasan sekali pakai itu, seperti migrasi asetaldehida, antimon, etilen glikol.
"Ini menunjukkan bahwa zat-zat kimia yang ada dalam kemasan sekali pakai juga bisa berbahaya bagi kesehatan jika melewati batas aman yang ditetapkan BPOM,” ujar peneliti IPB itu.
Dia menegaskan meski tidak ada kandungan BPA, kemasan sekali pakai juga berisiko terkontaminasi bakteri saat digunakan kembali.
Makin sering digunakan, bakteri kian berkembang biak. Pasalnya, lapisan botol plastik PET makin menipis sehingga memudahkan bakteri masuk ke dalam kemasan.
Jika dibiarkan bakteri bisa menyebabkan gejala keracunan makanan, seperti mual, muntah, bahkan diare.Selain itu, penyimpanan kemasan plastik ini juga perlu diperhatikan.
Melansir WebMD, jika berada di tempat dengan suhu sangat tinggi, senyawa antimon trioksida dan ftalat dapat larut.
Senyawa antimon merupakan zat karsinogenik atau yang dapat memicu pertumbuhan sel kanker.
Paparan yang berlebihan juga bisa memicu masalah pada kulit, menstruasi, dan kehamilan pada wanita.
Sementara itu, ftalat dari plastik PET dapat mengganggu sistem endokrin, kelenjar yang menghasilkan hormon.
Oleh karena itu kemasan plastik PET jangan diletakkan di tempat yang terpapar sinar matahari langsung dan tidak boleh digunakan berulang kali. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Virus Corona, Ketersediaan Air Kemasan dan Susu Anak Harus Dijaga
Redaktur : M. Rasyid Ridha
Reporter : Mesyia Muhammad