SEORANG Arkeolog, Dr Hilke Thuer, mengklaim telah menemukan sisa-sisa tulang yang diyakini milik adik Cleopatra. Tulang belulang tersebut diyakini milik Putri Arsinoe IV, yang dibunuh lebih dari 2.000 tahun lalu atas perintah Ratu Mesir Cleopatra.
Dilansir dari laman mail, Kamis (28/2), Dr Hilke Thuer, seorang peneliti dari akademi ilmu pengetahuan Austria, yakin bahwa temuannya adalah sisa peninggalan era kerajaan Mesir. Putri Arsinoe disebut sebagai adik tiri Cleopatra. Mereka memiliki ayah yang sama, yakni Auletes Ptolemy XII, namun tidak diketahui nama dari Ibu mereka.
Meskipun tidak bersaudara kandung, disebutkan bahwa pertalian kasih sayang antara Arsinoe dan saudara-saudaranya awalnya begitu kuat. Perpecahan muncul ketika terjadi perebutan kekuasaan antara Cleopatra dengan adiknya Ptolemeus XIII. Perebutan kekuasaan ini dimenangkan oleh Cleopatra dan Arsinoe ikut ditahan dan tinggal di pengasingan di Efesus (wilayah Turki).
Meskipun telah ditawan dan tinggal di pengasingan, Cleopatra masih melihat adiknya Arsinoe ini sebagai ancaman. Setelah pembunuhan Caesar, dia membujuk kekasih barunya dari Romawi, Mark Antony, untuk membunuh Arsinoe di tempat pengasingannya.
Dua ribu tahun kemudian, pada tahun 1904, arkeolog menggali Efesus dan menemukan struktur hancur yang mereka dijuluki Octagon karena bentuknya yang tidak biasa. Penggalian lebih lanjut pada tahun 1926 mengungkapkan ruang makam dalam Octagon, di dalamnya ditemukan tulang dari seorang wanita dinilai berusia sekitar 20 tahun ketika dimakamkan.
Dr Thuer, yang ahli dalam arsitektur kuno, mengatakan kepada Observer Charlotte, saat awal penggalian dirinya tidak mengetahui kerangka siapa yang tersimpan di dalam octagon. Hingga kemudian dia membaca cerita kuno tentang kisah asmara Cleopatra dan Mark Antony hingga kisah pembunuhan saudara tirinya, Arsinoe.
"Karena bangunan ini berdiri dengan tanggal, jenis dan dekorasi yang sama seperti paruh kedua abad pertama sebelum Masehi, maka kecocokan ini telah jelas. Meyakinkan sekali bahwa ini sang putri Mesir," kata Thuer.
Petunjuk tersebut juga dikombinasikan dengan fakta bahwa di zaman kuno, keturunan kerajaan akan dikubur dalam peti berbentuk segi delapan yang menyerupai Lighthouse of Alexandria. Terlebih lagi dari tes DNA membuktikan bahwa tulang belulang yang tersisa tersebut, adalah milik seorang perempuan.
Meski beberapa ahli arkeolog lainnya meragukan penemuan Thuer, namun kepada BBC Thuer tetap meyakini bahwa dia sudah menemukan bukti bahwa kisah Cleopatra bukanlah cerita dongeng belaka.(afz/jpnn)
Dilansir dari laman mail, Kamis (28/2), Dr Hilke Thuer, seorang peneliti dari akademi ilmu pengetahuan Austria, yakin bahwa temuannya adalah sisa peninggalan era kerajaan Mesir. Putri Arsinoe disebut sebagai adik tiri Cleopatra. Mereka memiliki ayah yang sama, yakni Auletes Ptolemy XII, namun tidak diketahui nama dari Ibu mereka.
Meskipun tidak bersaudara kandung, disebutkan bahwa pertalian kasih sayang antara Arsinoe dan saudara-saudaranya awalnya begitu kuat. Perpecahan muncul ketika terjadi perebutan kekuasaan antara Cleopatra dengan adiknya Ptolemeus XIII. Perebutan kekuasaan ini dimenangkan oleh Cleopatra dan Arsinoe ikut ditahan dan tinggal di pengasingan di Efesus (wilayah Turki).
Meskipun telah ditawan dan tinggal di pengasingan, Cleopatra masih melihat adiknya Arsinoe ini sebagai ancaman. Setelah pembunuhan Caesar, dia membujuk kekasih barunya dari Romawi, Mark Antony, untuk membunuh Arsinoe di tempat pengasingannya.
Dua ribu tahun kemudian, pada tahun 1904, arkeolog menggali Efesus dan menemukan struktur hancur yang mereka dijuluki Octagon karena bentuknya yang tidak biasa. Penggalian lebih lanjut pada tahun 1926 mengungkapkan ruang makam dalam Octagon, di dalamnya ditemukan tulang dari seorang wanita dinilai berusia sekitar 20 tahun ketika dimakamkan.
Dr Thuer, yang ahli dalam arsitektur kuno, mengatakan kepada Observer Charlotte, saat awal penggalian dirinya tidak mengetahui kerangka siapa yang tersimpan di dalam octagon. Hingga kemudian dia membaca cerita kuno tentang kisah asmara Cleopatra dan Mark Antony hingga kisah pembunuhan saudara tirinya, Arsinoe.
"Karena bangunan ini berdiri dengan tanggal, jenis dan dekorasi yang sama seperti paruh kedua abad pertama sebelum Masehi, maka kecocokan ini telah jelas. Meyakinkan sekali bahwa ini sang putri Mesir," kata Thuer.
Petunjuk tersebut juga dikombinasikan dengan fakta bahwa di zaman kuno, keturunan kerajaan akan dikubur dalam peti berbentuk segi delapan yang menyerupai Lighthouse of Alexandria. Terlebih lagi dari tes DNA membuktikan bahwa tulang belulang yang tersisa tersebut, adalah milik seorang perempuan.
Meski beberapa ahli arkeolog lainnya meragukan penemuan Thuer, namun kepada BBC Thuer tetap meyakini bahwa dia sudah menemukan bukti bahwa kisah Cleopatra bukanlah cerita dongeng belaka.(afz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dasep Yakin Puluhan Bus Listrik Bisa Meluncur saat APEC
Redaktur : Tim Redaksi