jpnn.com - Para peneliti dari Institut Sains dan Teknologi Daegu Gyeongbuk (DGIST), Korea Selatan menciptakan baterai logam litium inovatif dengan memiliki elektrolit polimer padat tiga lapis.
Baterai tersebut diklaim dapat memadamkan api dan mempertahankan kinerja yang kuat, meski sudah mencapai siklus pengisian yang cukup banyak.
BACA JUGA: CATL Merilis 2 Jenis Baterai EV, Jarak Tempuhnya 600 Km
Dalam baterai polimer pada litium dapat membentuk struktur yang lebih kecil, dan mirip dengan pohon yang disebut dendrit selama pengisian dan pengosongan daya.
Meski namanya mungkin terdengar tidak berbahaya, dendrit justru dapat merusak sambungan internal dalam baterai.
BACA JUGA: Hyundai Tawarkan Paket Pengisian Baterai Mobil Listrik, Mulai Rp 100 Ribuan per Bulan
Itu dapat meningkatkan risiko kebakaran dan ledakan secara signifikan.
Tantangan yang sudah berlangsung lama itu telah mempersulit upaya dalam memaksimalkan potensi baterai logam litium—hingga saat ini.
BACA JUGA: Wuling Bingo Mengadopsi Teknologi Pertukaran Baterai CATL
Dalam hal ini, tim DGIST memerinci struktur elektrolit tiga lapis inovatif, yang dirancang untuk meningkatkan keamanan dan kinerja baterai.
Desain cerdas tersebut mencakup lapisan luar yang lembut dan dapat memastikan kontak yang baik dengan elektroda.
Sementara itu, lapisan tengah yang kuat diklaim dapat meningkatkan integritas struktural pada baterai tersebut.
Elektrolit makin diperkuat dengan hadirnya zat pemadam api (decabromodiphenyl ethane), konsentrasi garam litium yang tinggi, dan zeolit yang memperkuat keseluruhan kekuatannya.
Meskipun spesifikasinya mungkin terdengar sangat teknis, hasilnya baterai menjadi lebih aman dan lebih andal.
Para peneliti dari Korea Selatan tersebut tidak hanya puas sampai di situ, menurut tim di balik pengembangannya, termasuk peneliti utama Dr. Kim Jae-Hyun, desain baterai memiliki daya tahan yang luar biasa.
Di mana strukturnya dapat mempertahankan sekitar 87,9 persen kinerja baterai setelah 1.000 siklus pengisian dan pengosongan daya.
Selain itu, para peneliti melaporkan bahwa baterai tersebut dapat padam sendiri jika terjadi kebakaran.
Kombinasi unik antara daya tahan dan keamanan ini berpotensi memberikan dampak besar pada industri baterai di kemudian hari nanti.
“Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap komersialisasi baterai logam litium menggunakan elektrolit [polimer padat], sekaligus memberikan stabilitas dan efisiensi yang lebih baik perangkat penyimpanan energi,” kata Dr. Kim.
Secara lebih sederhana, teknologi itu dapat menghasilkan baterai yang lebih aman dan tahan lama untuk berbagai aplikasi. (carscoops/ant/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BMW Bangun Pabrik Daur Ulang Sel Baterai Kendaraan Listrik, Beroperasi Tahun Depan
Redaktur & Reporter : M. Rasyid Ridha