jpnn.com, JAKARTA - Koalisi Indonesia Maju (KIM) pimpinan bakal calon presiden (bacapres) Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto telah meraih dukungan mayoritas parpol peserta Pemilu 2024.
Koalisi terdiri atas Partai Gerindra, Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Golkar, Partai Gelora dan Partai Demokrat.
BACA JUGA: Prabowo dan Yusril Saling Melengkapi, Sama-sama Punya Kapasitas ini
Beberapa nama sebagai bacawapres juga sudah beredar untuk mendampingi Prabowo.
Sejauh ini ada tiga nama potensial, yakni Airlangga Hartarto diusulkan Golkar, Erick Tohir yang diusulkan PAN, dan Yusril Ihza Mahendra usulan PBB.
BACA JUGA: Yusril Dinilai Memiliki Koneksi Internasional, Solihin Pure: Layak Dampingi Prabowo
Ada juga beberapa nama yang beredar seperti Gibran Rakabuming Raka dan putri mantan Presiden Abdurrahman Wahid, Yenny Wahid.
Peneliti Lembaga Riset Publik (LRP) Muhammad Al-Fatih menjelaskan sebaiknya Prabowo memilih bacawapres yang tidak saja mendongkrak elektabilitas, tetapi juga mampu membantu Prabowo menjalankan tugas-tugasnya.]
BACA JUGA: Yusril Bertemu Pimpinan Ponpes Langitan, Nama Prabowo Disebut
Menurut Ari, cawapres pilihan Prabowo bukan sekadar "ban serep", tetapi tokoh yang mampu bekerja membantu menata kehidupan bernegara yang kisruh pasca-amendemen UUD 1945.
Selain itu, Prabowo memilih cawapres dari parpol nonparlemen yang bisa menjadi "jalan tengah" yang bisa diterima semua partai koalisi.
“Bacawapres jalan tengah itu ada pada diri Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra,” ujarnya.
Dia menjelaskan ada beberapa alasan yang menjadi penguat argumentasi untuk memilih Yusril Ihza Mahendra.
Pertama, Yusril seorang negarawan, intelektual, dan politisi yang pernah tiga kali menjabat menteri strategis di bawah tiga presiden yang berbeda.
Dia juga punya segudang pengalaman di dunia internasional. Alasan kedua, Yusril adalah sosok mewakili daerah-daerah luar Jawa. Dia orang Melayu campuran Minangkabau yang lahir dan dibesarkan di Belitung.
“Meskipun Prabowo mempunyai ibu dari Manado, secara kultural sosok Prabowo lebih dianggap "Jawa". Kombinasi Prabowo-Yusril ibarat dwi-tunggal Soekarno-Hatta: Jawa dan luar Jawa,” ujarnya.
Ketiga, Yusril adalah sosok politisi Islam moderat yang diterima semua golongan, modernis maupun tradisionalis. Almarhum Gus Dur pernah mengatakan bahwa kakek Yusril adalah ulama NU kultural, sementara ayah Yusril seorang Masyumi.
“Yusril juga dikenal sangat dekat hubungannya dengan para Kiai Langitan, sejak KH Abdullah Faqih sampai putranya yang sekarang mengasuh Pondok Pesantren Langitan, KH Ubaidillah Faqih,” ujar Al-Fatih.
Kemudian alasan keempat, selain aktif dalam gerakan Islam, secara pribadi Prabowo sudah mengenal Yusril sejak lebih dari 40 tahun yang lalu. Yusril termasuk orang kepercayaan Presiden Soeharto dan membantu Presiden Kedua RI itu sampai akhir hayatnya. Secara pribadi, nilai lebih ini tidak dimiliki calon lain yang menjadi kandidat bacawapres Prabowo.
Dikatakan, jika Prabowo tidak memilih Yusril dan pada saat yang sama PDI Perjuangan mengusung Mahfud MD, maka ini akan jadi kelemahan bagi KIM.(fri/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Friederich Batari