jpnn.com - Para ilmuwan di Prancis melakukan penelitan yang menarik tentang metode penanggulangan penyakit virus corona 2019 (COVID-19). Mereka menggunakan koyok nikotin pada petugas kesehatan dan pasien COVID-19.
Tujuan penggunaan nikotin itu adalah untuk terapi dan pencegahan. Ilmuwan di Negeri Eiffel itu melakukan uji coba apakah nikotin bisa membantu melindungi dari virus corona dan mengurangi gejala-gejalanya pada orang-orang yang terpapar COVID-19.
BACA JUGA: Inikah Sebab Remdesivir Ampuh untuk Obati Pasien COVID-19?
Sebuah penelitian yang dilakukan Prof Zahir Amoura dari Pitié Salpétrière Hospital di Paris menemukan dari 482 pasien COVID-19 yang datang ke rumah sakit pada kurun waktu 28 Februari hingga 9 April, hanya 4,4 persen pasien rawat inap dan 5,3 persen pasien rawat jalan tercatat sebagai perokok. Ternyata penelitian itu menemukan perokok memiliki kemungkinan 80 persen lebih rendah menderita akibat paparan COVID-19.
Observasi itu menuntun para peneliti pada hipotesis bahwa nikotin mencegah virus corona mengikat sel reseptor. “Tampaknya ada efek perlindungan dari merokok pada risiko infeksi COVID-19,” ujar Jean-Pierre Changeux, profesor emeritus pada jurusan neurosains pada Pasteur Institute yang ikut menjadi penulis pada penelitian tersebut.
BACA JUGA: Hotman Paris Usul kepada Jokowi, Segera Beli Obat Corona di Amerika
Menurut Changeux, temuan itu memang agak kontra-intuitif dari yang dipahami selama ini. “Karena kebutuhan yang mendesak untuk terapi pada kondisi saat ini, kami bersama-sama menerbitkan hipotesis ini,” tuturnya kepada Human Brain Project yang dikutip Al Arabiya.
Changeux menambahkan, saat ini ada dua penelitian tentang nikotin untuk pengobatan COVID-19. Pertama adalah penelitian oleh Prof Zahir Amoura yang menggunakan koyok nikotin pada pekerja kesehatan dengan tujuan mencegah infeksi COVID-19.
BACA JUGA: Ketika Nikotin Diperebutkan Bagai Emas
Prof Amoura juga menggunakan nikotin pada pasien yang kondisinya memburuk di rumah sakit perawatan COVID-19. Terapi serupa juga dilakukan terhadap pasien COVID-19 yang sudah parah.
Adapun penelitian kedua dilakukan di Pasteur Institute untuk melihat hubungan antara virus dengan nikotin. Para peneliti menyelidiki apakah nikotin membantu mencegah ‘badai sitokin’ atau reaksi berlebihan yang cepat dari sistem kekebalan tubuh pada virus, yang mungkin menyebabkan kasus fatal akibat infeksi.
Namun, Direktur Jenderal Kesehatan Prancis Jerome Salomon memperingatkan orang-orang yang merokok karena meyakini akan mampu melawan COVID-19. “Kita tidak boleh melupakan efek bahaya nikotin. Mereka yang tidak merokok sama sekali tak boleh menggunakan pengganti nikotin,” ujarnya.(jpost/ara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Antoni