Tomar berbeda dengan pensiunan lain yang sebaya dengannya. Di usianya yang sudah senja, dia sama sekali tak membutuhkan bantuan kacamata. Penglihatannya masih tajam. Inilah yang membuat ibu enam anak itu dikenal sebagai penembak jitu profesional di India. Dalam edisi online-nya Kamis lalu (22/3), Daily Mail menyebut Tomar sebagai penembak jitu profesional paling tua di dunia.
”Saya hanya ingin melakukan sesuatu yang bermanfaat dalam hidup ini. Saya juga ingin menunjukkan kepada banyak orang bahwa saya memiliki ketrampilan,” papar Tomar lantas tersenyum. Dengan kain sari yang menutupi rambut berubannya, nenek 15 cucu terlihat sangat gagah saat menggenggam pistol seharga GBP 1.200 (sekitar Rp 17,4 juta) di tangannya.
Sejauh ini, Tomar sudah mengikuti lebih dari 25 kejuaraan nasional di India. Sebagian besar dari kejuaraan menembak yang dia ikuti itu berhasil mengantarkannya menjadi juara. Dia bahkan sering mengalahkan peserta lain yang usianya jauh lebih muda. ”Kini, tak ada lagi yang meremehkan saya hanya karena saya sudah tua. Jika Anda fokus, Anda pasti akan mampu melakukan apapun,” tandasnya.
Tomar mengaku langsung jatuh cinta pada dunia menembak, sejak mengenal pistol dan tembak-menembak sekitar satu dekade lalu. Saat itu, dia mengantarkan sang cucu ke sebuah klub tembak di Desa Johri, Uttar Pradesh. ”Cucu perempuan saya itu ingin mempelajari teknik baru dalam menembak, tapi dia malu pergi sendiri. Maka, saya pergi mengantarkan dia ke klub lokal,” kisahnya.
Di klub tersebut, Tomar iseng-iseng menembak bersama sang cucu. Tanpa dia sadari, pelatih di klub itu mengamati aktivitasnya dan tertarik dengan bakat menembak yang dimiliki Tomar. Belakangan, justru Tomar lah yang diterima sebagai anggota klub tersebut. ”Saya diminta kembali ke klub ini dan sejak saat itu rutin datang kemari tiap pekan,” bebernya.
Farooq Pathan, pelatih di klub tembak, itu mengatakan bahwa Tomar memiliki bakat menembak alami. ”Dia penembak yang hebat. Tiap kali dia berlatih di sini, para pria yang kebetulan sedang memegang pistol pun menyingkir. Mereka enggan bersaing dengan Tomar hanya untuk menghindari rasa malu jika kalah,” ungkapnya. (dailymail/hep/ami)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Diselamatkan Setelah Tiga Hari Diincar Buaya
Redaktur : Tim Redaksi