jpnn.com, BONE BOLANGO - Sekelompok warga Desa Mongiilo, Kecamatan Bulango Ulu, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo dengan foto berlatar bangkai pesawat menarik perhatian. Foto yang disebar di jejaring sosial Facebook menjadi pembahasan warga internet (warganet).
Bangkai pesawat bertuliskan Merpati Airlines yang dinyatakan resmi berhenti beroperasi pada 1 Februari 2014 itu kembali diperbincangkan setelah terpajang di dinding akun facebook Yanti Polingala.
BACA JUGA: Dirjen Udara: Semua Pihak Harus Maklum
Dengan memberi keterangan, “Pesawat yang jatuh, tidak tau tahun brpa”, foto itu diunggah 6 Maret pukul 15:48. Selama dua hari terpampang, tujuh foto yang terpajang sudah terbagi 158 dengan 40 komentar.
Korban kecelakaan pesawat Merpati tahun 1991 foto di lokasi kecelakaan, menunggu proses evakuasi. (Foto: Istimewa)
BACA JUGA: Ke depan, Pesawat Bakal Berkecepatan Supersonic
Komentar-komentar yang menghiasi akun Yanti Polingala umumnya mempertanyakan keberadaan bangkai pesawat tersebut.
"Dimana ini?" tanya Mohamad Polingala.
BACA JUGA: Nataru, AirNav Layani 69.182 Pergerakan Pesawat
Lantas pemilik akun Yanti menjawabnya,"Di hutan antra mongiilo dg atinggola,".
Dari percakapan di kolom komentar terungkap bila warga tersebut berada di hutan mencari kayu gaharu yang harganya mahal. Namun dalam pencariannya justru menemukan bangkai pesawat.
Terlihat jelas, kondisi pesawat sudah diselimuti semak belukar. Bahkan di sisi pesawat sudah tumbuh pohon dengan ukuran besar.
Sebelumnya tahun 2014 lalu, pesawat ini sudah pernah ditemukan oleh sejumlah warga Bolaang Mongondow Utara yang mencari rotan. Penemuan bangkai ‘burung besi’ itu bahkan sempat menghebohkan warga Bolmut.
Dari penelusuran Gorontalo Post (Jawa Pos Group), pesawat tersebut merupakan pesawat jenis Casa 212 tipe 200 dengan register PK-NYC. Pesawat dengan nomor penerbangan MZ 7970 ini lepas landas dari Bandar Udara Sam Ratulangi, Manado, pada hari Rabu 30 Januari 1991. Atau 27 tahun silam.
Salah satu korban dalam pesawat itu, Erwin Giasi menyebutkan, pesawat jatuh setelah kurang lebih 15 menit lagi akan mendarat di Bandara Djalaludin Gorontalo.
“Kabut tebal, tiba-tiba pesawat berguncang hebat. Padahal kata pilot kita segera mendarat. Tapi tiba-tiba kami celaka,”kata Erwin.
Pesawat mendarat darurat di atas pohon di hutan pegunungan Tihengo, hulu Atinggola yang berbatasan dengan Bolmut dan Bulango Ulu, Bone Bolango. Menurut Erwin, enam hari mereka di hutan baru bisa dievakuasi oleh tim SAR.
Saat itu, tim SAR mengevakuasi ke posko di Desa Tuntung, Bolmut dan diterbangkan dengan helikopter super puma milik TNI AU ke gelanggang 23 Januari. Tidak ada yang meninggal dalam insiden itu.
18 penumpang dan tiga kru seluruhnya selamat. “Pak Tomy Sako, ia meninggal karena asma dan usianya memang sudah tua 70 tahun,”kata Erwin. Jatuhnya pesawat Merpati buatan IPTN tahun 1985 menghebohkan tanah air.
“Saya baru tahu kalau di Gorontalo pernah ada kecelakaan pesawat yang seluruh penumpangnya selamat,”kata Ahmad Rauf salah satu warga Kota Gorontalo yang mengetahui informasi itu melalui media sosial.
Ia menyarankan agar lokasi penemuan bangkai pesawat itu disterilkan dan dijadikan peninggalan sejarah. “Bisa jadi tempat wisata,” tandasnya. (tro/hg/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bismillah, Jokowi Luncurkan Pesawat Nurtanio
Redaktur : Arwan