Penerapan Biodiesel Signifikan Tekan Impor BBM

Rabu, 15 Januari 2020 – 23:35 WIB
Luhut Binsar Panjaitan. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, menilai penerapan biodiesel berkontribusi terhadap kinerja neraca perdagangan Indonesia.

"Defisit neraca dagang kita mengecil dibandingkan tahun lalu, sekarang impor-impor kita berkurang gara-gara B20 dan B30," ujar Luhut ditemui di kantornya, Jakarta, Rabu.

BACA JUGA: Gaikindo: Di Bidang Biodiesel, Indonesia Terdepan

Ia mengatakan, defisit neraca perdagangan Indonesia berpotensi terus menurun seiring dengan implementasi penerapan biodiesel yang terus ditingkatkan.

Penerapan biodiesel, menurut dia, juga memberikan efek positif yakni mengurangi ketergantungan Indonesia dengan impor BBM termasuk solar yang tinggi.

BACA JUGA: Harga Biodiesel Terkerek Naik Rp 134 per Liter

"Penurunan defisit gara-gara B20, B30, B40, B50 dan seterusnya," ucapnya.

Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tercatat neraca perdagangan Indonesia pada 2019 mengalami defisit turun tajam, yakni sebesar 3,2 miliar dolar AS dengan total ekspor pada periode Januari-Desember 2019, sebesar 167,53 miliar dolar AS dan impor 170,72 miliar dolar AS.

BACA JUGA: Jokowi Dorong Indonesia Bisa Produksi Biodiesel 100 Persen dari Sawit

Dalam kesempatan itu, Luhut juga mengatakan, nilai tukar rupiah juga relatif terjaga fluktuasinya di level Rp13.600 per dolar AS.

"Market tidak bisa dibohongi, dilihat defisit kita membaik. Artinya, menunjukkan bahwa langkah-langkah pemerintah sudah bertambah baik," katanya.

Ia optimistis setelah "Omnibus Law" Cipta Lapangan Kerja dan "Omnibus Law" Perpajakan selesai, ditambah pembentukan "sovereign wealth fund", mata uang berlambang Garuda akan lebih kuat.

Kendati demikian, ia mengatakan, apresiasi rupiah terhadap dolar AS diharapkan tidak terlalu cepat sehingga tidak menggangu kinerja ekspor nasional.

"Kita juga mesti lihat ekspor, jangan sampai terlalu cepat menguatnya, akan menjadi masalah nanti. Namun, pemerintah memberikan kepada 'market mechanism' pergerakan rupiah," tandasnya. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler