Pengakuan Akademisi Australia untuk Kiprah Politik Cak Imin

Sabtu, 28 Juli 2018 – 14:41 WIB
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar saat menyampaikan kuliah umum di Monash University, Melbourne, Australia, Jumat (27/7). Foto: DPP PKB

jpnn.com, JAKARTA - Wakil MPR Muhaimin Iskandar memperoleh kesempatan untuk menyampaikan kuliah umum di Faculty of Arts, Monash University, Melbourne, Australia, Jumat (27/7). Cak Imin -panggilan bekennya- dalam forum bergengsi itu menyampaikan kuliah umum tentang Islam dan kebangsaan.

Sebelum Cak Imin menyampaikan paparannya, ada Dekan Fakultas Seni Universitas Monash Profesor Sharon Pickering yang memperkenalkan politikus ketua umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu. Sebagaimana siaran pers DPP PKB, Prof Sharon mengaku terkesan dengan karier politik politikus asal Jombang itu.

BACA JUGA: Muncul Nama KH Maruf Amin, PKB Tetap Fokus demi Cak Imin

“Saya perkenalkan Bapak Muhaimin Iskandar, wakil ketua MPR serta ketua umum PKB. Dahulu saat usia 33 tahun menjadi wakil ketua parlemen (DPR) pertama pascareformasi hingga tiga kali,” ujar Prof Sharon saat menyampaikan prolog dalam bahasa Inggris.

Prof Sharon juga mencatat karier politik Cak Imin yang pernah menjadi menteri. “Dan sekarang menjadi kandidat wakil presiden terkuat di politik Indonesia. I am impressed (saya terkesan, red),” ujarnya.

BACA JUGA: Kata Sekjen PKB soal Demokrat dan Relasi Megawati-SBY

Selanjutnya giliran Cak Imin naik ke mimbar. Dia menyampaikan kuliah umum berjudul Islam dan Nasionalisme.

Cak Imin dalam paparannya menyatakan, Islam dan kebangsaan bukanlah hal yang harus dipertentangkan. Menurutnya, Islam justru mendorong muslim di Indonesia agar mencintai tanah air.

BACA JUGA: Cak Imin: Parpol Koalisi Tetap Solid Mengusung Jokowi

“Cinta tanah air, cinta kampung halaman itu sesuatu yang manusiawi dan alamiah,” tuturnya.

Politikus berjuluk Panglima Santri itu lantas mencontohkan riwayat tentang Nabi Muhammad ketika harus meninggalkan Mekah akibat intimidasi kaum Quraisy. Nabi besar bagi umat Islam itu pun lantas bersabda soal kita yang dicintainya.

“Betapa indahnya engkau, wahai Mekah. Betapa cintanya aku padamu. Jika bukan karena diusir oleh kaumku darimu, aku tak akan meninggalkanmu dan tak akan kutinggali tempat selainmu,” ujar Cak Imin menirukan sabda Nabi Muhammad.

Menurut Cak Imin, umat Islam memang mayoritas di Indonesia karena mencapai 85 persen dari total populasi. Namun, katanya, para kiai pendiri bangsa justru memutuskan untuk tidak membuat Indonesia sebagai negara Islam.

“Ini sikap mulia. Kalau bukan karena keikhlasan ini, kami tidak akan lahir sebagai sebuah bangsa merdeka yang besar,” ucapnya.(jpg/ara/jpnn)

 

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Cak Imin Serukan Dukungan untuk Industri Mainan Dalam Negeri


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler