jpnn.com, JAKARTA - Jorge Martin bercerita dalam acara Tengo un Plan, bagaimana dirinya terjerumus ke dalam dunia malam dan kemudian bisa keluar lagi.
Rider 26 tahun itu mengaku sempat kecanduan pesta dan menghamburkan banyak uang.
BACA JUGA: 3 Pembalap yang Membantu Jorge Martin Menjadi Juara MotoGP 2024
Kenakalan Martin dimulai saat masih muda ketika menerima banyak uang dari kompetisi junior.
Di level Moto3, Jorge Martin sudah menerima bayaran sekitar 40 ribu euro atau sekitar Rp 700 juta per musim.
BACA JUGA: Jorge Martin Meramal 2 Kandidat Juara MotoGP 2025, tak Ada Dirinya
Angka tersebut bisa meningkat hingga Rp 1,1 miliar jika ditambah dengan pendapatan lain-lain.
Ketika di Moto2, pendapatannya meningkat hingga 300 ribu euro atau sekitar Rp 5 miliar per musim.
BACA JUGA: Bukan Pertahankan Gelar Juara, Jorge Martin Ungkap Target di MotoGP 2025
Kemudian ketika naik ke kelas MotoGP bayaran melambung tinggi hingga Rp 12 juta euro atau sekitar Rp 200 miliaran per musim.
"Di Moto2 mereka bisa menerima bayaran 300 ribu euro per musim, bahkan lebih. Anda bisa menabung dan melakukan hal-hal yang bisa menambah pemasukan."
"Di MotoGP, Anda bisa mendapatkan 600 ribu hingga 12 juta euro per tahun," jelas pembalap asal Spanyol itu.
Dengan pendapatan tersebut, para pembalap banyak gelap mata, Martin mengaku dia salah satunya.
Saat punya banyak uang, dirinya mulai suka pesta dan bolak-balik tempat hiburan malam.
"Saya mulai berpesta. Sebelumnya, saya tidak pernah keluar rumah, tetapi saya mulai pergi ke Barcelona untuk berpesta," ungkap Martin.
Juara MotoGP 2024 itu mengaku suatu hari dia 'gila-gilaan' di suatu diskotek.
Kemudian setelah puas berpesta, petugas di lokasi tersebut memberikan struk tagihan dengan nominal di luar nalar.
Setelah sekian lama, Martin mengaku dia akhirnya mampu keluar dari dunia malam.
Hal tersebut bermula setelah dia bertemu kekasihnya, Maria, yang memberikan kesadaran.
"Itu bukan saya. Saya kembali ke akar saya dan saya pikir tidak bisa begitu terus. Saat itulah saya memutuskan berhenti. Beberapa bulan kemudian saya bertemu Maria, pacar saya, dan dia membuat saya lebih tenang," tutur Martin.
Peran orang tua juga penting untuk perjalanannya menuju hal lebih baik.
Kini, dia merasa jauh lebih baik ketimbang saat masih remaja.
"Saya pikir saya mendapatkan pendidikan sangat baik, dan orang tua serta kakek-nenek saya selalu membuat saya tetap membumi. Anda akhirnya melakukan hal tersebut," pungkas Jorge Martin. (crash/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jorge Martin: Mimpi Saya jadi Kenyataan, Saya Juara Dunia
Redaktur & Reporter : M. Rasyid Ridha