jpnn.com, ITALIA - Pelatih Juventus Andrea Pirlo mengakui tim asuhannya bermain buruk.
Juventus diketahui telah dipecundangi Inter Milan dengan skor 0-2 pada Minggu setempat atau Senin (18/1) WIB.
BACA JUGA: Liverpool Alami Kondisi Pertama Kali Terjadi 16 Tahun Terakhir
Bianconerri jarang merepotkan kiper Samir Handanovic dan beruntung tidak kemasukan lebih banyak gol setelah tandukan Arturo Vidal dan sepakan Nicolo Barella membobol gawang mereka.
Lautaro Martinez memiliki beberapa peluang untuk memperbesar keunggulan, namun ia tidak mampu memaksimalkannya.
BACA JUGA: Mesut Ozil Resmi Sudah Tinggalkan Arsenal
Di sisi Juve, satu-satunya peluang bagus didapat oleh Federico Chiesa pada menit-menit terakhir pertandingan.
"Kami memiliki sikap yang keliru sejak awal, dan ketika Anda tidak memiliki determinasi untuk memenangi duel-duel, itu menjadi sulit," kata Pirlo seperti dikutip Sky Sport Italia.
BACA JUGA: FIFA Tolak Banding Atletico
"Kami tidak masuk ke lapangan, kami gugup, mencemaskan permainan menyerang Inter, maka dalam benak kami, kami hanya fokus pada bertahan dan tidak sangat agresif. Kami membiarkan Inter mengambil inisiatif dan mereka sangat efektif dalam situasi seperti itu," tambahnya.
"Ini adalah kekalahan yang buruk, kami tidak bisa bermain lebih buruk lagi dari ini, dan ini tidak diharapkan, namun kami harus mengangkat kepala dan bersiap untuk Rabu dan pertandingan Piala Super melawan Napoli," tegas mantan gelandang kreatif itu.
Juve kini baru mengumpulkan 33 poin, tertinggal tujuh poin dari Inter, namun masih memiliki satu pertandingan yang belum dimainkan kontra Napoli.
Meski menyakitkan, Pirlo yakin kekalahan dari Inter tidak akan mengurangi ambisi dan determinasi mereka dalam persaingan perebutan gelar juara liga.
"Ambisi kami tetap sama. Ini merupakan tergelincir melawan tim yang kuat, hal-hal seperti ini dapat terjadi, namun saya kecewa dengan sikap (para pemain)."
"Tim seperti Juve harus datang dengan kepercayaan diri dan ambisi yang tinggi, hasrat untuk mengambil inisiatif dan mengendalikan permainan ke arah tertentu, namun kami terlalu pengecut," paparnya.
Pirlo berjiwa besar untuk memikul tanggung jawab sebagai pelatih tim yang kalah.
"Pelatih selalu menjadi yang pertama disalahkan, sebab jika tim tidak melakukan apa yang kami rencanakan, itu berarti kami tidak memahami rencananya,"pungkasnya.(Antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang