Pengakuan Maldini Dua Kali Melewatkan Tawaran Chelsea

Minggu, 24 Mei 2015 – 08:45 WIB
afp

jpnn.com - MILAN- Gianluca Vialli, Gianfranco Zola, Fabrizio Ravanelli, Francesco Baiano, Paolo Di Canio, Mario Balotelli, dan Graziano Pelle. Itulah deretan nama-nama pesepak bola dari Italia yang ikut meramaikan peta persaingan di daratan Inggris, terutama dalam Premier League.

Harusnya, bukan hanya tujuh nama itu yang akan merajut sukses di Premier League. Bintang legenda sepak bola Italia Paolo Maldini juga sempat hampir bergabung bersama rekan sekompatriotnya dari Italia. Pengakuan tersebut diungkapkannya dalam sebuah sesi wawancara dengan Sportsmail.

BACA JUGA: Setan Merah Tak Beri Garansi Untuk RVP

Bukan klub-klub papan menengah ke bawah yang menginginkan nama bek timnas Italia itu. Melainkan klub-klub papan atas, seperti Arsenal, Manchester United, dan Chelsea. Bahkan, klub yang disebut belakangan sampai harus melayangkan dua kali tawaran dalam kesempatan berbeda kepada Maldini.

Tawaran pertama didapat pria dengan 647 caps bagi AC Milan itu dari The Blues adalah pada saat tahun 1996, atau 11 musim setelah Maldini menjalani karir profesionalnya di klub berjuluk Rossoneri itu.

BACA JUGA: Pole Perdana Hamilton di Monaco

Ketika itu, Chelsea masih dibesut oleh Vialli, sehingga dia tertarik mendatangkan amunisi dari negeri sendiri. Tawaran itu, ungkap Maldini, didapatkan hampir bersamaan dengan tawaran dari kedua klub lainnya, United dan Arsenal.

"Namun, dari United dan Arsenal, keduanya tidak pernah berbicara langsung dengan saya. Sedangkan Vialli langsung mengontak saya," ujarnya, sebagaimana dilansir dari Daily Mail.

BACA JUGA: Testimoni Mengharukan Xavi buat Barcelona

Diakuinya, karena sama-sama dari Italia, dan antara dirinya dengan Vialli sudah saling mengenal satu sama lain membuatnya berpikir untuk menjajal peruntungannya di tanah Inggris.

Akan tetapi, factor anjloknya prestasi Milan saat itu yang merosot dari pemilik gelar juara Serie A menjadi penghuni peringkat 11 menjadi alasannya. "Saya sempat berpikir, apakah ini saatnya harus pergi. Lalu saya pikir lagi, dan saya katakan tidak untuk hengkang," tuturnya.

Setelah 13 tahun berlalu dari tawaran pertama itu, lagi-lagi Chelsea memberinya kans untuk menjajal sepak bola Inggris. Bukan lagi sebagai pemain, tetapi sebagai nakhoda Chelsea.

Saat itu, Chelsea butuh pelatih pengganti Guus Hiddink, sebelum pada akhirnya mengangkat Carlo Ancelotti sebagai pelatih di musim 2009-2010. Andaikan Maldini tidak menolak tawaran dari Roman Abramovich saat itu, tidak akan ada nama Ancelotti di Premier League.

"Jujur, saya saat itu belum siap melatih tim besar seperti Chelsea. Apalagi, tawaran tersebut datang hanya berselang sepekan setelah saya menjalani laga terakhir bersama Milan (31 Mei 2009)," ungkap putra dari mantan pelatih timnas Italia, Cesare Maldini itu. (ren/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Selamat Tinggal La Liga, Selamat Jalan Sang Jenderal


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler