Di sebuah properti terpencil di pedesaan di negara bagian New South Wales, Australia, seorang pria memiliki enam perempuan yang dijadikan budak seks.
Salah seorang mantan budak seks tersebut membeberkan apa yang dialaminya dan mendesak perempuan lain untuk berani berbicara.
BACA JUGA: Curhat Pejabat Australia soal Kesulitan Melawan Pandemi
Peringatan: Artikel ini berisi mengenai tindak kekerasan dan pelecehan seksual.
Ketika Felicity Bourke menyadari dirinya terkurung dalam sebuah kandang besi dengan kalung baja di lehernya, dia merasa tidak bisa melarikan diri dari James Davis, seorang pria yang dipanggilnya sebagai "master".
BACA JUGA: AstraZeneca Klaim Vaksinnya Aman, Irlandia Pilih Hentikan Sementara Vaksinasi
Peristiwa ini terjadi beberapa bulan setelah perempuan tersebut harus melalui manipulasi psikologis, pengendalian koersif, serta kekersan seksual dari Davis, mantan tentara Australia berusia 40 tahun.
Minggu lalu, Davis ditahan oleh Polisi Federal Australia (AFP) dengan tuduhan melakukan perbudakan.
BACA JUGA: Polisi Australia Menyita Ratusan Ayam Jago yang Digunakan dalam Judi Adu Ayam
James Davis dituduh menjadi ketua sekte.Supplied
AFP dapat bergerak setelah program ABC Four Corners dan ABC Investigations memberikan informasi dari penyelidikan selama lima bulan.
Ratusan foto, video, dokumen dan informasi dari lebih dari puluhan orang perempuan menggambarkan tindak kekerasan dan sisi gelap James Davis terhadap mereka.
Menurut catatan polisi, Davis memang pernah melakukan kekerasan fisik dan seksual terhadap perempuan, terutama pada remaja polos yang menjadi sasarannya di media sosial.
Sebelum ditahan, Davis tinggal bersama dengan enam perempuan yang ia panggil "budak" di sebuah properti kawasan terpencil di pedalaman New South Wales.
Para perempuan ini sebelumnya mengatakan bahwa mereka memang memilih untuk tinggal bersama Davis tanpa paksaan.
Felicity yang juga pernah menjadi pasangan Davis mengatakan ia pernah mengalami hal yang sama, bahkan ketika ia sedang menderita akibat kekerasan fisik ekstrim dan kekerasan seksual yang dialaminya selama bertahun-tahun.
"Saya menyembunyikannya dan merasa malu selama bertahun-tahun," katanya kepada ABC.
"Dia telah mencuri semua hak saya sebagai seorang manusia dan kemampuan untuk hidup bagi diri saya sendiri. Saya takut dia akan membunuh saya."
Felicity percaya bahwa dengan membuka suara, orang lain yang mengalami hal serupa juga akan berani bercerita.
"Saya selalu memikirkan bagaimana perasaan perempuan lain dan ketika berada di posisi itu, ketika semua kekuatan yang kita punya direnggut. Sulit sekali untuk melarikan diri," ujarnya.
"Tidak ada penggambaran lain, menurut saya, yang bisa menceritakan apa yang dimilikinya sekarang [selain] sekte." James Davis bersama enam perempuan yang disebutnya sebagai budak.
Supplied
Di media sosial, Davis berulang kali mengatakan kepada pengikutnya bahwa dia hanya menganut gaya hidup berbeda dan hidup dengan banyak pasangan.
Namun perempuan yang berhasil melarikan diri menggambarkan cerita yang sangat berbeda.
Banyak yang menggambarkan lingkungan tersebut bagaikan sekte yang dikuasai oleh Davis dan pengikutnya, yang sering mengadakan pesta seks dengan narkoba dan alkohol di New South Wales.
Di pesta ini, para perempuan muda dipaksa untuk terlibat dalam tindakan seksual dan juga mengalami kekerasan fisik.
Felicity mengatakan butuh waktu bertahun-tahun untuk menyadari kejadian yang menimpanya, akibat manipulasi psikologis yang dialaminya.
Meski beberapa keluhan tentang Davis telah dilayangkan kepada pihak berwenang di tingkat negara bagian dan federal, Davis tetap melakukan kegiatannya, dan menarik banyak korban.
Felicity ingin agar Davis diadili.
"Saya tahu bagaimana karakter dia sebenarnya. Dia adalah orang yang sangat berbahaya." Felicity Bourke mengatakan pernah tinggal selama tiga tahun dalam hubungan penuh kekerasan dengan James Davis.
Supplied 'Pernah diikat dengan rantai yang dikaitkan ke meja makan'
Kepada ABC, Felicity menceritakan pertemuannya dengan James Davis yang menuntun pada peristiwa yang menimpanya.
Umurnya baru 21 tahun ketika ia pindah dari pedalaman New South Wales ke kota Sydney di tahun 2012.
Ia bertemu Davis ketika sedang menempuh studi untuk menjadi polisi.
Selain berusia puluhan tahun lebih tua dari Felicity, Davis juga bertato dan memiliki fisik yang mengintimidasi. Orangtuanya mengingat pria tersebut sebagai seseorang yang sangat mengontrol, misoginis, dan keras kepala soal hak laki-laki.
"Ketika bertemu dengannya, saya merasa direndahkan, orangnya tidak sopan, dan cari perhatian," ungkap ibu Felicity, Dianne Bourke.
Dan menurut Diana, Davis tidak menyembunyikan sifat pengendalinya dan bagaimana ia seolah berkuasa atas putrinya.
"Saya ingat memberitahu suami saya, 'Kita ada dalam masalah besar. Pria ini sangat berbahaya.'"
Davis dengan cepat menjadi dekat dengan keluarga Felicity dan mulai melakukan kekerasan fisik.
"Waktu itu kami baru berpacaran selama empat bulan ketika ia meninju wajah saya di jalan," tutur Felicity.
Pria itu juga memintanya menandatangani kontrak yang menyatakan "penyerahan dan pelayanan" Felicity padanya.
Kekerasan ini, menurut Davis, adalah bagian dari hubungan master dengan hamba BDSM, kegiatan seksual yang melibatkan disiplin, dominasi, perilaku sadis, dan penyerahan, di antara keduanya.
Setelah enam bulan menjalani hubungan, Davis mulai memaksa Felicity untuk menulis semua kegiatan yang dilakukannya dalam buku yang harus diserahkan kepada Davis.
Ratusan halaman tulisan tangan dari tahun 2012 sampai tahun 2015 itu berisi cerita tindakan kekerasan dan kontrol koersif yang dilakukan Davis.
"Ia bisa membaca pikiran saya, ia tahu segalanya tentang saya," kata dia.
Catatan harian itu menunjukkan bagaimana Felicity dicambuk sampai pingsan, mendapat hantaman di bagian kepala berkali-kali, hingga ditampar dan dicekik.
Dia juga pernah beberapa kali diikat dengan rantai besi.
"Saya pernah diikat dengan rantai yang diikatkan ke kaki meja makan. Dan dia juga memiliki kandang tempat pemberian hukuman."
Felicity mengatakan masa kurungan terlamanya adalah tiga hari.
Ia juga pernah dipaksa menjadi 'pekerja seksual' untuk melayani pria yang masuk dalam kelompok Davis. Penyelidikan ABC membuat polisi bergerak
Program 'Four Corners' di ABC mengetahui bahwa sudah ada beberapa laporan yang pernah dibuat mengenai James Davis kepada pihak berwenang baik di tingkat negara bagian maupun pemerintah federal selama beberapa tahun terakhir.
Ketika ABC menghubungi Polisi NSW dan AFP bulan lalu, kedua pihak mengatakan mereka tidak sedang menyelidiki tentang Davis.
Unit perdagangan manusia AFP mulai melakukan penyelidikan berdasarkan informasi yang diberikan oleh program 'Four Corners' dari ABC.
Detektif Pengawas Paula Hudson dari AFP mengatakan salah satu tantangan utama bagi polisi ketika menyelidiki masalah perbudakan atau perdagangan manusia adalah bagaimana para korban tidak menyadari bahwa mereka sedang dalam posisi seperti itu.
"Tanpa adanya korban, dalam banyak kasus kami tidak bisa melakukan penuntutan," katanya.
"Kami meminta kepada komunitas Australia untuk melaporkan kepada kami. Korban, saksi, siapa saja yang terkena dampak dari perdagangan manusia dan perbudakan, dan khususnya dalam kasus ini untuk melaporkan kepada AFP." Polisi Federal Australia mendatangi properti dimana James Davis tinggal bersama sejumlah perempuan di kawasan regional NSW.
Supplied: Australian Federal Police
Hingga kini, Felicity masih mengalami trauma atas perlakuan buruk yang diterimanya dari James Davis.
Dia sangat menghendaki pria tersebut mendapatkan hukuman setimpal.
"Dia bukan yang paling berkuasa, dia bukan dewa, dia tidak bisa begitu saja melangkahi kehidupan saya sesuka hati, dan berbuat terhadap perempuan tanpa hukuman sama sekali," kata Felicity.
"Saya rasa kesempatan untuk menceritakan pengalaman ini dapat membantu perempuan lain dalam situasi sama yang sedang berusaha untuk keluar."
Polisi NSW minggu lalu menahan Davis, ketika dia meninggalkan propertinya untuk pergi ke sebuah toko alat-alat bangunan dengan seorang perempuan paling muda yang tinggal bersamanya.
Davis telah dikenai tuduhan melakukan tindak perbudakan yang menurut polisi terjadi antara tahun 2013 sampai 2015.
Dia tidak mengajukan permintaan untuk menjadi tahanan di luar penjara dengan jaminan.
Detektif Pengawas Hudson telah meminta bantuan kepada masyarakat untuk memberikan lebih banyak informasi.
"Lihatlah lebih dalam, lihatlah dalam masyarakat anda, tetangga, halaman belakang anda, untuk melihat tanda-tanda perdagangan manusia dan perbudakan. Ini adalah tindak kriminal yang tersembunyi, yang tidak kelihatan."
Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari versi lengkap dalam bahasa Inggris di sini
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelajar dan Mahasiswa Diminta Bekerja Memetik Stroberi di Australia